SuaraJakarta.id - Gambang Kromong merupakan salah satu orkes musik yang lekat dengan akulturasi. Meski berasal dari Cina, gambang kromong kini banyak dikenal sebagai salah satu kesenian Betawi.
Di Kota Tangerang Selatan ada pegiat orkes gambang kromong yang cukup populer. Orkes tersebut bernama Naga Putri yang dipimpin oleh Thio Guan Lit atau dikenal Koh Bandit yang berada di Pasar Lama Cilenggang, Serpong, Tangsel.
Koh Bandit bercerita, orkes gambang kromong Naga Putri ini merupakan warisan orangtuanya yang juga pegiat seni musik. Dia mulai terjun di dunia kesenian yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Betawi itu sejak usianya 17 tahun.
Hingga saat ini, kata dia, sudah tiga kali gambang kromongnya berganti nama. Terakhir kini menjadi Naga Putri dan namanya sudah terkenal di para penikmat gambang kromong baik di Tangsel, Tangerang hingga Bogor.
"Kalau untuk sejarah, gambang kromong aslinya bukan dari sini, tapi dari Cina. Ada untuk pesta nikah, ya sekarang dipanggilnya gambang kromong Betawi. Padahal aslinya dari Cina, cuma jatuh ke Indonesia aja jadi bagian kita aja," katanya ditemui di kediamannya, Senin (31/1/2022).
Menurutnya, sebagai pelaku seni yang sudah terjun sejak remaja, tak mudah agar gambang kromong miliknya dikenal dan dapat panggilan pentas diberbagai acara.
Dia dan krunya, dahulu harus bersusah payah datang ke kampung-kampung memikul peralatan. Mulai dari gambang kromong serta sound system dan alat pendukung lainnya.
"Ya kita suka dukanya sudah banyak, ada yang blangsak di jalan. Dulu belum ada sound system masih toa pakai aki, alat dipikul. Sekarang sudah enak alat dibawa pakai mobil dan sudah modern," ungkapnya.
Baca Juga: Perayaan Imlek di Vihara Bahtera Bhakti Ancol Dibatasi hingga Pukul 19.00 WIB
Toleransi Beragama
Koh Bandit mengaku, dalam sekali pementasan dirinya membawa 12 kru dan lima penyanyi laki-laki dan perempuan. Menariknya, meski gambang kromong merupakan akulturasi budaya Cina dan Betawi, tapi banyak dari kru Naga Putri merupakan muslim.
Meski begitu, hal itu bukan hambatan bagi gambang kromongnya. Justru, kata Bandit, kehadiran para kru yang muslim itu menjadi kesempatan dirinya untuk memahami aktivitas yang dilakukan muslim. Terutama soal waktu salat fardu.
Menurutnya, dirinya harus sangat memahami waktu-waktu salat fardu para krunya agar memberi waktu mereka beribadah dan sekaligus beristirahat.
Meski berbeda agama, tapi Koh Bandit paham dan kondisi itu dijadikan bekal untuk semakin membuka jaringan, silaturahmi dalam setiap acara di tempatnya pementasan.
"Jadi kalau waktunya salat ya istirahat. Kita kudu ngejiwain, bukan mentang-mentang dia di bawah kita, bisa maksa. Waktunya salat ya salat, apalagi kalau di kampung orang. Kalau waktunya salat kalau kita main ya bisa diusir sama orang," papar Koh Bandit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Jakarta Tiru Jepang! Jembatan Donat Ini Bakal Ubah Cara Kita ke Kantor?
-
Detik-Detik Pelajar Tenggelam di Kali Cengkareng: Warga Sempat Ulurkan Bambu Penyelamat
-
Ribuan Massa Padati Aksi Bela Palestina di Jakarta
-
Cegah TPPO dan TPPM, Imigrasi Soekarno-Hatta Gandeng Ombudsman RI Lewat Ngopi Pimpasa
-
Diperpanjang, Ini Jadwal Magang Nasional 2025 Kemnaker Untuk Fresh Graduate