SuaraJakarta.id - Pandemi Covid-19 yang belum berujung memaksa geliat ekonomi di pabrik tahu kawasan Kemanggisan Pulo, Palmerah, Jakarta Barat, terhenti.
Usaha yang telah dijalankan sejak tahun 1990-an ini tutup sejak 3 bulan lalu. Belasan karyawan pun menganggur, ada juga yang beralih profesi.
Salah satunya Nariyah (38). Setelah 15 tahun berprofesi sebagai produsen tahu, kini ia harus membantu sang suami beralih profesi sebagai penjual tahu di pasar. Tahu yang ia pasarkan merupakan hasil produksi pabrik lain.
Beruntung, Nariyah bersama belasan karyawan lain masih diperbolehkan tinggal di pabrik itu. Ia bersama suami kini menghabiskan keseharian di samping alat-alat produksi yang dulu beroperasi setiap hari.
Nariyah menyebut, saat pabrik masih beroprasi ia membantu memotong tahu menjadi ukuran yang siap jual di pasaran. Sementara sang suami mengerjakan produksi tahu, seperti mencuci kacang kedelai hingga proses fermentasi sampai menjadi tahu.
"Kemarin saya bantu-bantu motong tahu," ujar Nariyah, Kamis (17/2/2022).
Berhentinya produksi tahu, ucap Nariyah, karena pemilik modal enggan meneruskan usaha. Pemilik pun jarang ke tempat produksi karena takut terpapar Covid-19.
"Pemiliknya sudah tua, jarang kemari. Kayaknya ini enggak lanjut karena pemilik diminta untuk tinggal di luar negeri bareng anaknya," ucap Nariyah.
Sementara pegawai lainnya, Wandi yang kini beralih menjadi ojek online (ojol) mengatakan, saat masih berproduksi, pabrik ini dapat menghabiskan kacang kedelai sebanyak 2 karung. Satu karung kacang kedelai seberat 15 kuintal.
Saat masih beroperasi, Wandi memiliki tugas mengantar tahu-tahu tersebut ke pasar. Mulai dari Pasar Palmerah hingga Pasar Kebayoran.
Namun saat pandemi, rute antar Wandi sedikit berubah. Ia mengatakan pengantaran hanya dilakukan kepada para pedagang yang memesan.
"Ya, pas pandemi saya nganterin kalau ada yang pesan aja, Jadi enggak ada rute pasti," katanya.
Wandi menyebut, produksi tahu di pabrik ini beroprasi sejak pukul 13.00 WIB hingga sore hari. Saat ini Wandi hanya bisa pasrah menerima keadaan akibat pandemi yang tak berujung.
Ia masih merasa beruntung masih diperbolehkan tinggal di pabrik itu, meski saat operasi terhenti ia tidak mendapatkan pesangon.
"Ya gimana ya, saya nyambung hidup sekarang jadi ojol. Untungnya masih boleh tinggal di sini," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Sakit Pinggang Menyerang Anak Muda? Fisioterapis Beberkan Cara Ampuh Mengatasinya!
-
Pandji Pragiwaksono Sebut Orang Toraja Jatuh Miskin Karena Pesta, PMTI: Kami Terluka
-
Kenapa Donald Trump Ancam Serang Nigeria Dengan Kekuatan Militer?
-
Dipimpin Brigjen Ade Safri, Bareskrim Polri Jual Beras SPHP demi Stabilitas Harga
-
Fintech Indonesia Bersatu: Akselerasi Inovasi dan Literasi di Tengah Pertumbuhan Industri