Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 04 Maret 2022 | 08:00 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Senin (17/6). Tren kemacetan Jakarta menurun. [Suara.com/Arief Hermawan P]

SuaraJakarta.id - Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno menganggap tingkat kemacetan Jakarta menurun belakangan ini merupakan hal yang wajar. Pasalnya, tingkat aktivitas warga di luar rumah juga turun.

Pandemi Covid-19, kata Djoko, membuat kegiatan masyarakat dibatasi. Sehingga pergerakan kendaraan di Ibu Kota yang kerap menyebabkan kemacetan, jadi berkurang.

"Dalam dua tahun terakhir, aktivitas masyarakat di luar rumah menurun. Karena terjadi pandemi Covid-19. Masyarakat bekerja di rumah (WFH), pelajar dan mahasiswa belajar secara daring," ujar Djoko saat dikonfirmasi, Kamis (3/3/2022).

Ia pun mencontohkan menurunnya jumlah pengguna KRL Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 3 Maret: Positif 4.669, Sembuh 7.671, Meninggal 20

Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah penumpang KRL Jabodetabek kini maksimum 300-400 ribu orang per hari dari yang semula 1,1 juta orang setiap hari.

"Selama pandemi, jam operasional Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL pun berkurang. Jumlah armada bus maupun keretanya juga menurun," jelas Djoko.

Kendati demikian, menurutnya transformasi sistem transportasi menjadi terintegrasi antar moda juga perlu mendapatkan apresiasi.

"Harus diapresiasi juga, jaringan layanan transportasi umum makin bertambah dengan adanya JakLingko," pungkasnya pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan tingkat kemacetan Jakarta mengalami penurunan beberapa waktu belakangan ini.

Baca Juga: Marak Pelanggaran Prokes di Jakarta, Wagub DKI Siap Jatuhkan Sanksi

Turunnya tingkat kemacetan yang dikatakan Anies berdasarkan hasil survei TomYom yang menyebut pada tahun 2021 Jakarta menempati peringkat 46 dari 404 kota termacet di dunia.

Tren positif ini dikatakan Anies, terjadi karena transformasi sistem transportasi yang selama ini ia lakukan selama memimpin DKI Jakarta.

Load More