SuaraJakarta.id - Pernyataan kontroversi Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang dianggap menganalogikan suara azan dengan gonggongan anjing masih belum reda. Bahkan, diduga akan menjadi isu politik identitas yang mewarnai gelaran Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengatakan, polemik yang timbul sebagai pertanda bahwa literasi masyarakat masih rendah.
"Saya kira pertama, literasi dengan polemik yang dikeluarkan Menag ini menunjukkan bahwa lagi-lagi literasi masyarakat kita sangat minim. Apapun itu, selalu menjadi polemik yang harusnya tidak perlu dikembangkan terlalu jauh," kata Adib, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hasil pengamatan yang dia lakukan dari video ketika Menag Gus Yaqut mengeluarkan statement tersebut, tak ada sepatah kata pun yang menyamakan suara azan dengan gonggongan anjing.
Baca Juga: Soal Pendirian Rumah Ibadah Multi Agama di Kampus, Menag Yaqut: Ini Gerakan Simbolis
"Kalau melihat dari potongan videonya, saya melihat Menag tidak menyamakan suara azan dengan gonggongan anjing. Karena di situ, ada titik koma lah. Jadi hanya menyamakan kondisi-kondisi kontekstual. Ketika dia bilang, ketika berada di komplek, itu saya kira sudah lepas dari azan," ungkapnya.
Adib pun ikut menganalogikan, ketika berada di lingkungan perumahan di mana warganya banyak yang memelihara anjing, tentu sebagai minoritas akan ikut terganggu.
"Kanan-kiri banyak lolongan anjing mengganggu kita nggak kalau kita minoritas? Saya yakin. Setelah berselancar di media massa mainstream, saya rasa memang banyak yang tidak melihat videonya secara utuh," paparnya.
"Makanya lagi-lagi literasi kita rendah, kita lebih senang dengan model literasi yang clickbait," sambungnya.
Dampak dari polemik yang timbul dari minim literasi soal statement Gus Yaqut itu, kata Adib, dapat membawa pengaruh pada hajat demokrasi besar Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Toleransi Beragama, Menag Yaqut: Tak Sekedar Terima Perbedaan, Tapi Memahami Sumber-sumber Perbedaan
Menurutnya, dengan polemik Menag itu, politik identitas akan menjadi isu yang ditonjolkan dalam setiap proses Pemilu 2024. Pasalnya, isu politik identitas sangat menyita perhatian publik.
Berita Terkait
-
Lebaran 2025: Menag Ungkap Potensi Hari Raya Serempak
-
Menag Nasaruddin: Sekaya Apa pun Bangsa Kita, Kalau Tak Rukun dan Tentram Tak Ada Artinya
-
Menag Nasaruddin Umar: Ada Potensi Lebaran Serentak 31 Maret 2025
-
Hubungan Intim Setelah Imsak Apakah Membatalkan Puasa?
-
Kemenag Rilis e-Book Manasik Haji, Apa Saja Isinya?
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Jakarta Tak Sepi Lebaran Ini, Bang Doel Ungkap Hikmah Tak Terduga
-
Pramono Teken Pergub Syarat PPSU: Cukup Ijazah SD, Kontrak Kerja Tiap 3 Tahun
-
Baru Tempati Rumah Dinas, Pramono Curhat Jatuh dari Sepeda Sampai Pelipis Luka
-
Lebaran Pertama Pramono Sebagai Gubernur: Dari Istiqlal, Istana hingga Rumah Mega Tanpa Ganti Sepatu
-
Curhat Warga Langsung ke Gubernur Pramono Anung Saat Open House: KPDJ Belum Cair