Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 21 Maret 2022 | 22:22 WIB
Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni. [suara.com/Bowo Raharjo]

SuaraJakarta.id - Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni meminta masyarakat melakukan efisiensi penggunaan minyak goreng dalam kehidupan sehari-hari.

Sylviana mengaku sepakat dengan apa yang sebelumnya dikatakan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenai hal yang sama.

Menurutnya, dalam sehari-hari, masyarakat bisa memasak dengan metode lain seperti membakar, mengukus, hingga membakar. Semua cara masak ini tidak memerlukan minyak goreng.

"Itu memang betul, perlu adanya pengolahan makanan dibakar, dikukus, tetapi minyak tetap perlu. Walaupun untuk beberapa hal, kita harus melakukan efisiensi dalam penggunaan minyak," ujar Sylvi dalam acara funwalk dari kantor Lemhannas sampai Kota Tua, dikutip Senin (21/3/2022).

Baca Juga: Tak Bisa Atasi Persoalan Minyak Goreng, Pengamat Sebut Mendag Lutfi Harus Rela Direshuffle

Tak hanya mengurangi pemakaian minyak goreng yang harganya meroket, Sylviana juga menilai pengolahan makanan dengan cara dibakar maupun dikukus, membuat hidup lebih sehat.

Pasalnya, dengan konsumsi tanpa minyak akan mengurangi kandungan lemak dalam makanan.

Kendati demikian, ia mengaku akan ikut memastikan pasokan minyak goreng untuk masyarakat tetap aman dan harganya terjangkau.

"Saat ini pasokan sudah berangsur membaik," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan komentar mengenai video ibu-ibu mengantre minyak goreng.

Baca Juga: Arahan Megawati, Ingin Kader PDIP Peka terhadap Persoalan Rakyat

"Bukan masalah mahalnya beli minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya? Sampai kalau sekarang kita lihat toh hebohnya urusan beli minyak goreng. Saya itu sampai ngelus dada," bebernya.

Megawati kemudian memberikan saran kepada ibu-ibu untuk mengolah makanan dengan cara lain seperti direbus.

"Apa tidak ada cara merebus atau mengukus atau seperti rujak? Itu menu Indonesia lho. Lah kok jelimet gitu," ungkap Megawati.

Load More