Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Ummi Hadyah Saleh
Selasa, 05 April 2022 | 21:59 WIB
Ketua Umum GP Ansor yang juga Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Antara)

SuaraJakarta.id - Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas menilai pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut eks HTI dan FPI masih berkeliaran di bawah tanah meski telah dibubarkan, dalam kapasitas sebagai Ketua Umum GP Ansor.

"Bagi PWNU DKI Jakarta pernyataan itu kan disampaikan dalam forum internal, artinya kapasitas beliau ketika ngomong itu sebagai Ketua Umum GP Ansor bukan sebagai Menteri Agama," ujar Taufik di Perpustakaan Freedom Institute, Wisma Bakrie, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2022).

Taufik menuturkan pernyataan Yaqut kepada jajaran GP Ansor dan Bansor adalah sebuah kewaspadaan. Yaitu dengan cara memberikan pemahaman bahwa soal keagamaan dan kebangsaan tidak boleh dibentur-benturkan.

"Kewaspadaan itu dalam artian bahwa kita harus memberikan pencerahan pemahaman soal keagamaan. Sehingga paham keagamaan dan kebangsaan itu tidak selalu dibentur benturkan di tengah tengah masyarakat," kata Taufik.

Baca Juga: Hobi Buat Narasi Adu Domba Elemen Bangsa, Front Persaudaraan Islam Sarankan Jokowi Evaluasi Menag Yaqut

Lebih jauh, Taufik menilai, kewaspadaan yang disampaikan Yaqut, bukan dalam melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan aparat negara.

"Jadi kewaspadaan itu dalam kontes pendidikan bukan dalam konteks bahwa teman-teman Ansor dan Banser kemudian bergerak, melakukan tindakan-tindakan yang harusnya dilakukan oleh aparat negara bukan itu. Maksudnya dalam konteks pendidikan," ungkapnya.

Menurut Taufik, jika ada kelompok yang terus membenturkan paham keagamaam dan kebangsaan harus dilawan dalam konteks pendidikan.

"Itu memang harus kita lawan melalui pendidikan yang sesuai dengan konteks kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Tegasnya bahwa Islam di Indonesia ini tidak pernah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45, NKRI," papar dia.

Sebelumnya Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor sekaligus Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, meminta GP Ansor dan Banser untuk mengantisipasi adanya potensi yang bisa merusak pluralisme di Tanah Air.

Baca Juga: Sebut Ucapan Menag Yaqut soal Eks FPI-HTI Berbahaya, Ali Alatas: Siap-siap Seolah Kita Ingin Mengadu Satu sama Lain

Ia meyakini masih ada jejak-jejak aktivis mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan eks Front Pembela Islam (FPI) berkeliaran yang bertujuan mengacaukan kebhinekaan.

"Jadi konsep kongres ke depan itu benar-benar mengantisipasi situasi kebangsaan yang semakin menurut saya tidak mudah. Tantangan kebinekaan masih saja muncul, tantangan itu masih saja muncul, kemudian kelompok-kelompok agama yang menggunakan sebagai tool atau alat untuk memperjuangkan kepentingannya juga masih masif gerakannya," ujar Yaqut saat Konferensi Besar (Konbes) XXV GP Ansor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang berlangsung dari 30 Maret-1 April 2022.

Yaqut mengatakan, meski HTI dan FPI telah dibubarkan pemerintah, dua organisasi tersebut masih berkeliaran di bawah tanah.

"Meskipun kita mampu membubarkan HTI dan FPI bersama pemerintah, tetapi mereka masih berkeliaran di bawah tanah, masih bergerak dengan cara mereka, ini pekerjaan-pekerjaan semua nih, ini tolong dipikirkan," kata Yaqut.

Load More