SuaraJakarta.id - Menyusuri pinggiran Kali Angke di Kawasan Pekojan rasanya kurang puas jika tidak menyinggahis sebuah masjid klasik yang berdiri kokoh di bagian Barat Jakarta tersebut. Masjid yang berdiri sejak zaman Kolonialisme Belanda ini lazim dikenal dengan nama Masjid Jami An Nawier.
Gaya arsitektur masjid yang satu ini memang cukup unik, lantaran bangunannya yang bercitarasa neo klasik bercampur Timur Tengah, sangat terasa saat memasuki area masjid tersebut.
Tak hanya itu, tiang penyangga yang menjulang tinggi serta ornamen jendela lebar dengan mudah dapat terlihat saat kita hendak masuk ke dalam bagian bangunan.
Berdiri sejak tahun 1760 Masehi ini, Masjid Jami An Nawier memiliki lantai yang terbuat dari marmer, khas bangunan eropa pada zamannya. Sementara langit-langit masjid terbuat dari kayu jati kualitas terbaik.
Ketua Pengurus Masjid An Nawier Dikky Abu Bakar Bassandid mengatakan, saat kali pertama berdiri Masjid An Nawier tidak semegah seperti saat ini. Awalnya masjid tersebut berdiri di atas lahan seluas 500 meter persegi.
Namun sekitar tahun 1850, masjid tersebut direnovasi rotal. Luas wilayah masjid dikembangkan di atas tanah 2.000 meter persegi, dengan luas bangunan masjid sebesar 1.500 meter persegi.
“Masjid ini dibangun pada tahun 1760 Masehi, dalam kondisi yang tidak sebesar dan seluas ini. Namun ada perluasan sekitar abad 18 memasuki abad 19, kemudian ada perluasan dari masjid ini, dengan bangunan yang hingga saat ini masih bisa kita saksikan,” ujar Dikky kepada Suara.com di Pekojan Jakarta Barat, Minggu (10/4/2022).
Sejak dipugar hingga saat ini, tidak ada satupun bangunan masjid yang mengalami perubahan. Hanya ada sedikit polesan-polesan kecil yang dilakukan oleh pengurus agar masjid terlihat cantik.
Baca Juga: Dinanti Saat Ramadhan, Bubur India Masjid Pekojan Semarang Dibagikan Gratis Saat Buka Puasa
“Bangunan dari abad 18 itu tidak ada satupun yang diubah. Namun hanya diperindah, dipercantik yaitu dengan direstorasi agar telihat tampilannya lebih baik daripada sebelumnya,” ungkapnya.
Bahkan, Dikky mengatakan, sejak dulu masjid ini memiliki empat lampu minyak yang tergantung di langit-langit masjid. Lampu itu hingga kini masih dapat terlihat jelas, namun lampu tersebut sudah dimodifikasi menjadi lampu listrik.
“Ya memang ada empat buah lampu minyak didalam masjid ini yang masih terjaga, dan itu kita modif sekarang jadi lampu listrik. Yang memang jaman sekarang ada dibuat lampu sepeti itu dibuat untuk lampu listrik, tapi yang disini sebetulnya lampu minyak tapi kita modifikasi jadi lampu listrik,” jelasnya.
Kekeliruan Arah Kiblat
Meski begitu, saat kali pertama masjid berdiri pernah terjadi kekeliruan arah kiblat. Dikky mengemukakan, saat itu ada Ulama Betawi bernama Sayyid Usman bin Abdullah atau lebih dikenal dengan nama Habib Usman.
Sayid Usman yang memiliki kemampuan dalam ilmu hisab dan falakiyah mengukur ke arah mana mana masjid ini akan menghadap. Tentu saja masjid dibuat menghadap arah kiblat yang merada di Makkah. Saat itu, Sayyid Usman merasa ukuran berdasarkan ilmu yang ia miliki telah tepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pimpinan PPP Minta Maaf: Tidak Ada PAW
-
5 Rekomendasi Hotel di Hong Kong untuk Liburan dan Belanja
-
Ibadah Umrah Gunakan Jenis Visa Apa? Ini Penjelasan Arab Saudi
-
1.000 Turis Terjebak di Everest! Badai Salju Mengerikan Landa Lereng Timur
-
Bangkit atau Tenggelam? Persija Jakarta Usung Misi Krusial di 2 Laga Tandang