Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 11 April 2022 | 02:55 WIB
Bagian dalam Masjid Jami An Nawier Pekojan dengan lampu minyak yang tergantung di langit-langit menjadikannya bernuansa klasik. [Suara.com/Faqih Faturrachman]

Suatu saat, Masjid Jami An Nawier kedatangan ulama yang bernama Syekh Nawawi al-Bantani. Saat masuk ke dalam masjid, Syekh Nawawi merasakan adanya kejanggalan terhadap arah kiblat masjid tersebut.

Saat itu, Syekh Nawawi memberitahukan hal tersebut kepada Sayyid Usman. Sempat ada perdebatan di antara mereka tentang arah kiblat di masjid tersebut.

“Kemudian saat itu, Syekh Nawawi mengeluarkan karomahnya di hadapan Habib Usman. Kakbah bisa telihat dari tempat ini di masjid ini. Sehingga saat itu, Habib Usman mengakui ketidaktepatan yang memang didasari oleh metode ilmu,” ungkap Dikky.

Atas dasar itu, Sayyid Usman memiringkan arah kiblat sedikit ke kanan dari sebelumnya. Sehingga arah kiblat menuju arah barat laut.

Baca Juga: Dinanti Saat Ramadhan, Bubur India Masjid Pekojan Semarang Dibagikan Gratis Saat Buka Puasa

Sayyid Usman tidak membongkar bangunan masjid, melainkan hanya membuatnya agak menyerong. Miringnya shaft terlihat jelas lantaran, lantai masjid yang terbuat dari marmer berwarna putih itu memiliki garis pembatas shaf dengan warna yang kontras.

“Iya betul. Tadinya shafnya lurus,” tutupnya.

Kontributor : Faqih Fathurrahman

Load More