Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 13 April 2022 | 20:19 WIB
Pegiat media sosial, Ade Armando, turut terlihat hadir di area depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022). (Suara.com/Bagaskara)

SuaraJakarta.id - Pihak pondok pesantren di Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), membantah bahwa Dhia Ul Haq, tersangka pengeroyok Ade Armando, merupakan guru ngaji atau pengajar di ponpes tersebut.

Salah seorang pengurus ponpes yang enggan disebutkan namanya, menerangkan bahwa Dhia Ul Haq hanya sebagai penceramah pengganti, bukan pengajar atau guru ngaji.

"Dia itu mubaligh, penceramah aja. Dia di sini bukan ngajar. Dia bukan guru ngaji di sini, hanya penceramah pengganti," tegasnya.

Pihaknya pun tak tahu menahu soal keterlibatan Dhia Ul Haq dalam mengikuti aksi demo 11 April 2022 tersebut.

Baca Juga: Dhia Ul Haq, Pengeroyok Ade Armando Dibekuk di Pesantren Serpong, Ponpes: Ada Kesepakatan dengan Petugas

Pasalnya, Dhia tak tinggal di lingkungan pesantren, yayasan, atau pun majelis ta'lim.

Selain itu, lanjutnya, pesantren yang dia urus itu melarang baik pengajar maupun santri terlibat dalam aksi demonstrasi.

"Mau demo dia nggak ngomong, kita di sini justru melarang. Sudah diwanti-wanti," ungkapnya.

Dhia Ul Haq, pengeroyok Ade Armando saat aksi 11 April di depan Gedung DPR. (ist)

Sebelum aksi demo, lanjut dia, Dhia Ul Haq memang sempat datang ke pesantren dan mengobrol dengan sejumlah pengurus lainnya yang ada.

Namun, Dhia tak mengucapkan sepatah kata pun tentang demo 11 April tersebut.

Baca Juga: Soroti Ade Armando Dikeroyok, Aktivis UI Watch: Tindakannya Cukup Urakan

"Sehari sebelum kejadian dia kemari emang, dia ngobrol sama pengurus pesantren lain. Ngobrol lama di depan, salaman sama saya say hello aja, sudah pergi. Pertama dia nggak bakalan cerita kalau mau demo karena saya nggak suka demo," paparnya.

Sebelumnya, tersangka diketahui aktif mengikuti berbagai demonstransi. Salah satunya Aksi 212 dan demo lainnya.

Penganiayaan terhadap Ade Armando [Foto: ANTARA]

Pihak pesantren pun berulang kali mengingatkan agar tersangka tak ikut-ikutan demo. Namun, berulang kali pun tersangka tetap berdemo.

"Sebelumnya sudah sering ikut. Kalau ada rekam digitalnya mungkin keliatan sudah banyak ikut. Dia sudah dibilangin berkali-kali, jangan begitu. Nggak ada untungnya. Jangan begitu maksudnya entah demo atau apalah, kekerasan, karena nggak ada manfaatnya sama sekali. Sekarang akhirnya kayak gini kan jujur aja nggak ada yang tahu dia ikut demo. Saya pribadi nggak tahu dia ikut ke sana," bebernya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More