Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 07 Juni 2022 | 21:53 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Mohamad Taufik. (Suara.com/Fakhri)

SuaraJakarta.id - Politisi Gerindra Mohamad Taufik mengakui pernah dipanggil Majelis Kehormatan Partai (MKP) terkait tindakannya mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden.

Pemanggilan itu, kata Taufik, sebelum MKP mengumumkan rekomendasi pemecatan dirinya dari Partai Gerindra.

Sebab, tindakan Taufik mendoakan Anies sebagai presiden berseberangan dengan sikap partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

"Saya memang pernah dipanggil oleh majelis kehormatan partai, ketika saya mendoakan Anies naik kelas dari Gubernur menjadi Presiden," kata Taufik di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga: Gegara Doakan Anies Jadi Presiden, Taufik Akui Sempat Dipanggil Majelis Kehormatan Gerindra Sebelum Dipecat

Taufik mengungkapkan kronologi mendoakan Anies jadi presiden. Ketika itu, ia memberi sambutan sebagai Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).

Dalam acara itu, hadir juga Anies Baswedan sebagai anggota dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Waktu itu posisi saya sebagai ketua KAHMI Jaya. Anies, Riza itu anggota saya, gitu. Wajar saja saya mendoakan anggotanya naik kelas. Nah itu saya pernah dipanggil," tuturnya.

Anggota DPRD DKI Jakarta M Taufik saat menggelar konferensi pers setelah dirinya dipecat dari Partai Gerindra. (Suara.com/Yaumal)

Taufik pun menilai, tindakannya mendoakan Anies presiden seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Ia pun merasa heran mengapa MKP terus mempermasalahkannya.

"Saya nggak tahu karena itu terus dihubung-hubungkan terus dipecat, sudahlah buat saya nggak ada masalah, biasa-biasa saja," pungkas anggota DPRD DKI Jakarta ini.

Baca Juga: Survei CSIS Sebut 51,8 Persen Ahli Tak Puas Kinerja Anies-Riza, Ini Kata Wagub DKI

Belum Diputuskan DPP Gerindra

Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan Mohamad Taufik dari partai baru rekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai (MKP).

Riza mengungkapkan bahwa pemecatan Mohamad Taufik belum diputuskan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.

"Bentuknya baru rekomendasi, jadi DPP sendiri belum memutuskan," kata Riza Patria yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, informasi terkait pemecatan mantan Wakil Ketua DPRD DKI itu merupakan rekomendasi dari hasil sidang MKP.

Ketua DPD Gerindra DKI Ahmad Riza Patria (kiri) ketika memberikan keterangan pers usai pengumuman penghentian Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik di Gedung DPRD DKI, Selasa (26/4/2022). [ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna]

Hasil sidang itu akan dibawa ke DPP Partai Gerindra untuk selanjutnya dibahas dalam rapat internal partai yang dipimpin Ketua Umum DPP Partai Prabowo Subianto.

"Tentu kami berharap nanti apapun kebijakan yang diambil partai, oleh DPP tentu kebijakan yang baik untuk semuanya. Itu harapan kami di DKI Jakarta," katanya.

"Kami tentu berharap Gerindra ke depan di Jakarta, apalagi di tingkat nasional bisa lebih baik lagi," kata Riza.

Riza menambahkan, sampai detik ini, Taufik masih menjadi anggota DPRD DKI dan juga pengurus di DPP Partai Gerindra sekaligus sebagai anggota partai.

"Saya sebagai Ketua DPD (Gerindra) DKI Jakarta tentu akan patuh, taat terhadap partai, apapun nanti keputusan yang diambil akan kami laksanakan," katanya.

Load More