SuaraJakarta.id - Fenomena strawberry supermoon atau purnama super stroberi menghiasi langit Kota Jakarta tadi malam, Selasa (14/6/2022). Lantas apa yang dimaksud dengan istilah strawberry supermoon?
Terkait ini, Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki Widya Sawitar menjelaskan asal muasal istilah fenomena strawberry supermoon.
Widya membeberkan istilah itu saat menggelar acara "Piknik Malam Bersama" di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Selasa malam.
Awalnya, Widya mendapatkan pertanyaan dari salah satu peserta acara itu mengenai istilah strawberry supermoon yang tidak terlihat merah seperti buah stroberi, namun justru berwarna putih.
"Katanya stroberi, kok warnanya putih?" demikian pertanyaan dari salah seorang peserta piknik malam tersebut.
Kemudian, Widya menerangkan para astronom tidak menggunakan istilah strawberry dari fenomena supermoon untuk menyebut purnama super pada malam ini.
Widya menuturkan istilah nama stroberi itu memang ada, namun tidak terkait dengan bentuk purnama super saat ini.
"Kami sih astronom tidak memakai itu. Tapi dari budaya, ya itu ada. Sekarang ini memang musim stroberi misalnya di sana, nah disebut Strawberry Moon. Enggak ada kaitan dengan bentuk," kata Widya.
Bapak Astronom Amatir Indonesia tersebut menyamakan definisi stroberi dengan istilah lain, seperti blue moon yang tidak terkait penampakan berwarna biru, namun karena ada purnama dua kali dalam satu bulan Masehi.
Baca Juga: Wow! Tanggal 14 Juni hingga 14 Juli 2022, Bakal Ada Tiga Fenomena Antariksa yang Cukup Langka
"Misalnya, 1 Januari purnama. Nanti purnama lagi 30 Januari, nah yang kedua itu namanya Blue Moon. Jadi dalam bulan yang sama," tutur Widya.
Widya juga menjelaskan istilah fenomena unik lain, yakni bulan darah (Blood Moon) yang tidak terkait dengan darah.
Menurut Widya, istilah blood moon karena mengikuti warna bulan yang sedikit kemerah-merahan seperti tembaga.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara Piknik Malam Bersama Taman Impian Jaya Ancol Muhammad Raihan menuturkan strawberry supermoon menyadur istilah luar negeri yang menunjukkan fenomena purnama tujuh persen lebih besar dan sekitar 14-15 persen lebih terang dari purnama biasa.
Sedangkan kata strawberry itu diambil dari penanggalan kuno para petani di daratan Benua Amerika.
"Katanya memang purnama yang jatuh pada minggu kedua bulan Juni adalah saat mereka panen stroberi. Makanya mereka menyebutnya sebagai strawberry supermoon," tutur penceramah astronomi dari Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Gus Ipul hingga Khofifah Hadiri Pleno Penunjukan Pj Ketum, Gus Yahya Melawan
-
Cek Fakta: Viral Gaji Guru Setara DPR, Benarkah Menteri Keuangan Purbaya Mengusulkan Itu?
-
10 Mobil Bekas dengan Pajak Tahunan di Bawah Rp1,5 Juta, Bikin Kantong Tetap Aman
-
Cek Fakta: Benarkah BRIN Tunjuk Joko Widodo Jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana?