Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 29 Agustus 2022 | 20:51 WIB
Pihak keluarga tengah menyiapkan tahlilan RAP (13) santri Darul Quran Lantaburo Cipondoh Kota Tangerang yang tewas karena dikeroyok seniornya, Senin (29/8/2022). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Kepedihan teramat dalam terlihat dari wajah Apriyadi (43) dan istri, orang tua RAP (14) santri Darul Quran Lantaburo Cipondoh, Kota Tangerang, yang tewas dikeroyok seniornya.

Ditemui di kediamannya, Apriyadi masih tak percaya dan tak bisa berkata banyak soal kematian anaknya itu. Sementara istrinya, hanya termenung.

"Pihak pondok sudah ke sini, orangtua pelaku juga sudah ke sini perwakilan untuk minta maaf," kata Apriyadi ditemui di kediamannya, Senin (29/8/2022).

Apriyadi menerangkan, anaknya itu baru masuk ke Pondok Pesantren Darul Quran Lantaburo hanya 1,5 bulan kelas 7 SMP.

Baca Juga: Santri Tewas Dikeroyok di Ponpes Darul Qur'an Lantaburo Tangerang, 12 Orang Jadi Tersangka

Dia masih tak habis pikir anaknya meninggal di usia muda dengan cara yang tak dibayangkan sebelumnya.

Dari cerita yang didapat dari kepolisian berdasarkan pengakuan para pelaku, saat itu RAP dipanggil senior-seniornya di lantai atas saat jam istirahat.

"Katanya kakak kelasnya sudah nunggu di atas. Nggak habis pikir, yang ngajak korban ke atas ini masih belum ketahuan siapa. Strateginya begitu yang dibilang sama pihak pelaku ke polisi," ungkap Apriyadi.

"Sampai dikunci di dalam kamar dikeroyok, ditendang dipukul ramai-ramai sama 12 orang," tambahnya pilu.

Dia masih tak habis pikir soal perlakuan para santri senior yang tega menganiaya anaknya hingga tewas.

Baca Juga: Santri Ponpes Darul Qur'an Lantaburo Tangerang Tewas Dikeroyok Senior, Dipukul hingga Diinjak-Injak

Padahal, kata Apriyadi, di pesantren para pelaku belajar agama, mengaji, salat dan lainnya.

Tapi, tak punya rasa kemanusiaan dengan membuat RAP babak belur dikeroyok hingga pingsan dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Sehari-hari mengaji, shalat, masa enggak ada rasa kasihan sudah ampun-ampun korban begitu masih (dikeroyok), di mana rasa kasihannya?" katanya sambil mengelus dada.

Kini, dia dan keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus pengeroyokan ini ke pihak kepolisian.

Dia berharap, para pelaku diberi hukuman setimpal atas perbuatannya hingga menyebabkan anak ketiganya tewas.

"Dihukum setimpal sesuai perbuatannya. Masalah hukum diserahkan ke polisi aja yang lebih tahu, saya orang awam. Tapi keinginan saya setimpal lah," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More