Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 08 September 2022 | 05:30 WIB
Aksi mahasiswa saat membakar papan bunga di depan Gedung DPR Aceh, Rabu (7/9/2022). Massa demo tolak BBM naik. [Antara]

SuaraJakarta.id - Personel polisi yang luka saat demo ricuh tolak BBM naik di depan Gedung DPR Aceh, Rabu (7/9/2022) kemarin, bertambah menjadi lima orang. Semuanya telah mendapatkan penanganan medis.

"Dari aksi tersebut diketahui lima aparat kepolisian mengalami luka-luka di bagian wajah, kaki dan tangan hingga berdarah," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto, di Banda Aceh, Rabu malam.

Kata Joko, para polisi tersebut mengalami luka akibat terkena lemparan batu oleh massa UIN Ar-raniry Banda Aceh yang melakukan aksi, sehingga perlu dilakukan perawatan oleh medis.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa tiga personel polisi luka-luka saat mengamankan aksi mahasiswa terkait penolakan kenaikan BBM di gedung DPR Aceh itu. Kemudian, usai unjuk rasa dilaporkan kembali menjadi lima orang.

Baca Juga: Demo Tolak BBM Naik Ricuh, Danton Dalmas Polresta Banda Aceh Luka Kena Batu

Joko menyampaikan, aksi mahasiswa itu awalnya berjalan damai, dan mereka memaksa masuk dengan cara mendorong pintu pagar yang dijaga ketat petugas.

Karena tidak diizinkan masuk, para mahasiswa itu kemudian melemparkan batu ke arah gedung dewan dengan sasaran aparat keamanan, sehingga sejumlah polisi dari Polresta Banda Aceh mengalami luka dan berdarah.

Polisi saat bertugas mengamankan aksi demo mahasiswa terkait kenaikan BBM di gedung DPRA di Banda Aceh, Rabu (7/9/2022). [ANTARA/Rahmat Fajri]

“Mahasiswa tak menerima arahan 10 orang saja yang masuk, sehingga melakukan serangkaian aksi kerusuhan yang menyebabkan robohnya pintu pagar DPRA,” ujarnya.

Setelah itu, mahasiswa mulai melemparkan batu ke arah petugas.

Sehingga akhirnya dilakukan penyemprotan air melalui armada water cannon kearah pendemo, dan mencoba membubarkan massa dengan melepaskan gas air mata.

Baca Juga: Tiga Polisi Terluka Kena Lemparan Batu saat Amankan Demo Mahasiswa di DPR Aceh

“Saat itu, massa terus melempar batu yang telah disiapkan di saku baju almamater. Lalu, polisi berbaju preman mengejar para mahasiswa," katanya.

Kemudian, lanjut Joko, massa dari UIN Ar-raniry Banda Aceh itu juga membakar enam papan bunga dan merusak 28 papan bunga lainnya milik forum Florist.

"Selain merusak fasilitas negara dan fasilitas umum mereka juga merusak dan membakar barang milik orang lain dalam aksi tersebut," ujarnya. [Antara]

Load More