SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti pentingnya memperkenalkan budaya pasar tradisional pada anak-anak. Generasi muda disebutnya harus mengetahui bagaimana proses transaksi yang disertai tawar-menawar berlangsung.
Anies pun menceritakan, didikan dari neneknya saat kecil dulu. Neneknya ketika ia masih bersekolah, mewajibkan anak laki-laki di keluarganya untuk pergi ke pasar.
Cerita ini Anies sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara persemian empat pasar di Pasar Cipinang Kebembem, Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Kamis (22/9/2022).
"Nenek kami itu tidak mengizinkan anak perempuannya ke pasar, iya nenek kami itu malah tidak boleh. Yang perempuan nggak boleh ke pasar," ujar Anies di lokasi.
Anies mengatakan, neneknya saat itu mewajibkan anak perempuan untuk berada di dapur. Sementara untuk urusan berbelanja bahan makanan dan pangan menjadi tanggung jawab laki-laki.
"Yang laki-laki nggak usah masuk masak, anak laki-laki tidak boleh masuk dapur, perempuan tidak boleh ke pasar. Itu didikan masa kecil. Jadi mereka dulu habis subuh, baru ke pasar. Baru boleh sekolah," lanjutnya.
Menurut Anies, neneknya saat itu bertujuan untuk mengenalkan interaksi di pasar kepada anak laki-laki. Sebab, mereka nantinya akan menjadi kepala keluarga masa depan yang bertugas mencari nafkah.
"Biar dilatih, kalian nanti yang bertanggungjawab atas penghidupan keluarga. Kalian yang harus tau harga-harga barang di pasar," tuturnya.
Ia menilai, mengetahui proses tawar menawar di pasar sangat penting bagi anak-anak. Proses transaksi yang tidak hanya ditentukan penjual, melainkan melibatkan juga pembeli ini adalah pendidikan mengenai mekanisme pasar di skala mikro.
Baca Juga: Soal Calon Pj Gubernur Pengganti Anies Baswedan, Wapres RI: Jangan Orang yang Tak Tahu Jakarta
"Ini adalah proses bagaimana kita mendidik agar pasar tetap menjadi tempat simpul interaksi perekonomian tetapi juga interaksi sosial dan di sini ada perasaan kebersamaan," jelasnya.
Karena itu, ia pun meminta jajarannya di BUMD Pasar Jaya untuk mengadakan program orang tua ajak anak ke pasar. Dengan cara ini, maka budaya tawar menawar akan tetap dipertahankan sampai ke generasi-generasi selanjutnya.
Selain itu, sang anak juga akan lebih memahami soal harga pangan atau barang, bukan hanga orang tuanya saja.
"Pak Dirut dan jajaran coba dorong supaya ada program mereka yang berbelanja membawa anak untuk ikut, membawa supaya mereka terbiasa dalam situasi-situasi transaksi pasar," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Ikuti Jejak Luna Maya, Wulan Guritno Cari Jodoh Lagi Dan Bekukan Sel Telur
-
Cermin Flexing Pejabat: Tragedi Oey Tambah Sia, Playboy Batavia Berakhir di Tiang Gantungan
-
Wakili Indonesia ke Miss Freedom of the World 2025, Adinda Puri Bawa Isu Lingkungan dan Kemanusiaan
-
Obat Kantong Kering! Sikat 3 Link Saldo DANA Kaget Rp225 Ribu, Solusi Cerdas Tengah Pekan!
-
Saban Hari Waswas Tinggal di Rumah Reyot, Rohman Kini Bisa Bernapas Lega