Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Fakhri Fuadi Muflih
Rabu, 05 Oktober 2022 | 11:34 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganggap banjir yang terjadi pada Selasa (5/9) kemarin cepat surutnya. (Suara.com/Fakhri)

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganggap banjir yang terjadi pada Selasa (5/9) kemarin cepat surutnya. Anies mengklaim hal ini merupakan keberhasilan dari program yang ia buat, yakni sumur resapan.

Anies mengatakan, Jakarta memiliki kawasan yang rawan terjadi banjir, khususnya di wilayah yang memiliki bentuk tanah cekung. Air hujan yang turun cenderung tertampung dan sulit dialirkan hingga mengakibatkan banjir.

Selanjutnya jika terjadi banjir, maka yang paling diandalkan selama ini adalah dengan melakukan penyedotan menggunakan pompa untuk mengalirkan air ke sungai atau kali.

"Kalau daerah yang tidak cekung, air mudah mengalir. Tapi kalau di daerah yang cekung, ketika terjadi hujan dengan volume yang amat tinggi, lalu diandalkannya pompa untuk mengalirkan ke tempat lain," ujar Anies di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga: Sindir KPK Bermain Politik Praktis, Mantan Jubir KPK Banjir Nyinyiran Warganet

Karena itu, ia membuat sumur resapan di daerah tanah cekung ini. Meski banjir terjadi cukup tinggi tapi disebutnya bisa surut dalam waktu singkat karena air yang menggenang diserap dengan cepat ke dalam tanah.

"Di kawasan cekung itulah kita perlu solusi sumur resapan. Terbukti di daerah yang sumur resapannya sudah terbangun dengan baik, walaupun cekung, terjadi genangan air yang tinggi, tetapi kecepatan surutnya menjadi sangat tinggi," jelasnya.

Di samping itu, ia juga menyebut petugas sudah siaga sejak diketahui adanya hujan deras di beberapa lokasi yang rawan banjir.

"Jadi, kejadian tadi malam yang amat lebat tim DKI mengirimkan alat-alat mulai dari truck Damkar sampai pompa mobile ke lokasi-lokasi yang cekung sebelum hujan," tuturnya.

Sejumlah warga dievakuasi dari rumahnya setelah banjir melanda Pondok Karya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Selasa (4/10/2022) malam. [Suara.com/Rakha Arlyanto]

"Jadi kalau teman-teman lihat, mendung alat-alat itu sudah berada di lokasi yang terduga akan mengalami genangan sampai banjir," tambahnya memungkasi.

Baca Juga: Beberkan Kelemahan Anies Baswedan, Geisz Chalifah: Terlalu Bersih, Semua di Sampingnya Miskin

Sebelumnya, sejak hujan deras yang melanda Jakarta pada Selasa (4/10/2022) siang sampai malam hari, banjir masih terjadi di sejumlah wilayah di ibu kota. Meski sudah lewat berjam-jam sejak hujan reda, tercatat masih ada sembilan RT yang terendam air.

Padahal, selama menjabat Gubernur Anies Baswedan membuat target banjir surut dalam waktu enam jam setelah hujan reda. Sampai akhir masa jabatannya yang habis pada 16 Oktober mendatang, target Anies itu masih sulit terwujud secara merata.

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Michael mengatakan, sejak hujan deras kemarin, terpantau kenaikan tinggi muka air di sejumlah pintu air di Jakarta.

Di antaranya status siaga di Pintu Air Manggarai menjadi Siaga 3 (Waspada), Pintu Air Karet Siaga 3 (Waspada), Pos Pesanggrahan Siaga 3 (Waspada), Pos Angke Hulu Siaga 2 (Siaga), Pintu Air Pasar Ikan Siaga 2 (Siaga), Pos Cipinang Hulu Siaga 3 (Waspada) dan Pos Sunter Hulu Siaga 3 (Waspada).

Michael juga menyebut hujan deras yang melanda ibu kota ini sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi di Jakarta pada 2-8 Oktober.

Akibatnya, 81 RT sempat kebanjiran pada Selasa malam. Setelah penanganan dilakukan oleh petugas, saat ini jumlah RT yang terendam tersisa sembilan.

"BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 81 RT, saat ini menjadi sembilan RT atau hanya 0,030 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," ujar Michael kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).

Load More