Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Achmad Fauzi
Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:50 WIB
Pria Berjaket PNS Kemenhub Gesek-gesek Wanita di KRL, Korban Histeris Temukan Jejak Sperma Pelaku di Rok. (Tangkapan layar/ist)

SuaraJakarta.id - Pelecehan seksual dalam Kereta Rel Listrik (KRL) kembali terjadi. Kali ini, menimpa seorang wanita yang menjadi sasaran pelaku yang memainkan alat kelamin.

Berdasarkan akun Instagram @lensa_berita_jakarta, aksi pelaku yang menggunakan dengan jaket Ditjen Perkeretaapian diduga melecehkan perempuan di KRL Commuterline Bekasi - Kampung Bandan pada Senin (24/10).

"Pelaku terpantau melakukan aksi bejat memainkan alat kela min di sekitar Stasiun Matraman (KRL seri TM 6000). Korban bisa meloloskan diri dari aksi bejat ini di Sudirman, namun merasa rok basah dan turun di stasiun X," tulis akun tersebut, seperti dikutip, Kamis (27/10/2022).

Sesaat di Stasiun pemberhentian, korban merasa trauma, takut, dan menangis, karena bercak sperma kemaluan pelaku menempel di rok korban.

Baca Juga: Terpopuler: Ekpresi Tak Biasa Ferdy Sambo Usai Brigadir J Tewas, Heboh Adu Jotos Taruna Kemenhub di Monas

"Pada keesokan hari, Selasa (25/10) korban menemui pelaku di Stasiun Tanah Abang dan menantang untuk mengakui perilaku bejatnya tersebut. Pelaku menggunakan jaket DJKA @ditjenperkeretaapian dan belum diketahui jelas apakah yang bersangkutan merupakan PNS Kemenhub cq. DJKA atau bukan."

Menanggapi hal tersebut, Manager External Relations & Corporate Image Care PT KAI Commuter Indonesia, Leza Arlan memastikan akan memberikan dukungan penuh kepada korban.

"Kami akan mendampingi korban untuk menindaklanjuti ke proses hukum," ujarnya saat dihubungi, Kamis (27/10/2022).

Dalam hal ini, Leza mengimbau, kepada seluruh penumpang KRL agar tetap waspada dan jangan ragu melaporkan kepada petugas jika terjadi tindakan asusila atau tindakan yang melanggar norma-norma agama.

"Bisa juga, dapat mengajukan laporannya bila mengalami atau melihat langsung kejadian tersebut," pungkas dia.

Baca Juga: Pemicu Keributan Antartaruna di Monas Masih Didalami, Kemenhub: Kita Sanksi yang Terlibat

Load More