Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Faqih Fathurrahman
Selasa, 08 November 2022 | 20:11 WIB
Puluhan warga menggelar salat Gerhana di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (8/11/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Puluhan masyarakat melakukan khusyuk melakukan shalat gerhana di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (8/11/2022). Salat gerhana atau shalat khusuf digelar usai melaksanakan salat Maghrib secara berjamaah.

Sementara itu, Tim Lajnah Falakiyah PWNU DKI Jakarta hingga pukul 19.07 WIB, masih belum bisa melihat penampakan gerhana bulan total dari Masjid Hasyim Asy'ari. Hal itu lantaran terhalang oleh cuaca buruk atau hujan.

Pantauan Suara.com di lokasi, hujan cukup deras turun di wilayah Cengkareng sejak sore tadi sekira pukul 17.50 WIB hingga pukul 18.30 WIB.

“Harusnya sih sudah bisa kelihatan. Tapi masih kehalang," kata salah seorang dari Tim Falakiyah di lokasi, Selasa malam.

Baca Juga: Jelang Puncak Gerhana Bulan Total, Jakarta Diguyur Hujan

Meski hingga saat ini gerhana bulan total belum terlihat. Namun masih ada waktu untuk menunggu, lantaran puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 17.59 WIB dan berakhir pada pukul 19.42 WIB.

Sebelumnya diberitakan, tim Lajnah Falakiyah PWNU DKI Jakarta telah memasang alat-alat yang diperlukan untuk melihat gerhana bulan total di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Cengkareng Jakarta Barat, pada Selasa (8/11/2022).

Pantauan Suara.com, ada dua alat yang digunakan untuk melihat fenomena alm tersebut. Diantaranya yakni Theodolite dan teleskop.

Salah satu tim Lajnah Falakiyah PWNU DKI Jakarta, saat sedang mencoba melihat gerhana bulan menggunakan Theodolite, di Masjid Hasyim Ashari, Cengkreng Jakarta Barat. (Suara.com/Faqih Fathurrahman)

Menurut salah satu petugas dari Tim Falakiyah, Syaiful Anwar mengatakan, gerhana bulan total dimulai pukul 17.43 WIB.

"Di atas ufuk nanti dia lama-lama tinggi. Karena itu posisi total itu 17.59 WIB berakhir total 18.42 WIB, jadi cukup panjang juga," kata Syaiful di lokasi, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga: LIVE STREAMING: Antusias Warga Nonton Gerhana Bulan Total

Syaiful mengatakan, cara melihat gerhana bulan total hampir sama dengan hilal. Hanya saja objeknya yang berbeda.

Jika hilal objek yang dilihatnya merupakan matahari. Sedangkan gerhana bulan objeknya yakni bulan sendiri yang ada di ufuk timur.

"Ya intinya si sama, metodenya sama. Kalau kita liat hilal kan di kalibrasi ke Matahari. Kalau ini langsung ke bulan karena mataharinya beroposisi pelurusnya," jelasnya.

Pemantauan gerhana bulan total di Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2022). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

Saat ini, faktor terpenting, kata Syaiful, yakni cuaca. Gerhana bulan bisa saja tidak terlihat jika dalam keadaan mendung.

"Pengaruh juga (cuaca) kalau terhalang. Gak terlihat di sini tapi mungkin tempat lain seluruh Indonesia bisa terlihat," tutupnya.

Load More