Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Jum'at, 09 Desember 2022 | 14:24 WIB
Kepadatan pemukiman penduduk terlihat dari ketinggian di salah satu kawasan di Jakarta, Rabu (28/9/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

SuaraJakarta.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta menyampaikan peringatan dini mengenai potensi pergeseran tanah di 10 kecamatan.

Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia DPRD Jakarta August Hamonangan meminta adanya potensi pergerakan tanah itu ditindaklanjuti dengan upaya mitigasi.

Jika tidak dimitigasi sejak dini, dia khawatir terjadinya pergeseran tanah di masa mendatang memberikan dampak besar bagi masyarakat.

"10 kecamatan itu kawasan padat penduduk. Ini harus jadi perhatian sejak dini. BPBD DKI Jakarta harusnya bukan cuma merilis prediksi, tapi juga langsung merumuskan mitigasi jangka pendek dan panjangnya," ujar August, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga: Gerakan Tanah di Jakarta Diprediksi Terjadi Bulan Ini, Heru Budi Minta Masyarakat Tak Panik

"Sosialisasi yang masif soal adanya pergerakan tanah, agar warga lebih waspada. Menyiapkan logistik dan alat evakuasi jika benar terjadi fenomena pergeseran tersebut di titik rawan yang sudah diprediksi," dia menambahkan.

August menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai potensi pergeseran tanah kepada masyarakat.

Upaya itu, kata August, perlu melibatkan lembaga kemasyarakatan, seperti karang taruna, Pramuka. Kemudian meminta masukan dari tokoh agama, tokoh masyarakat.

August juga mengatakan kebutuhan dan keselamatan lansia harus lebih diutamakan.

BPBD Jakarta meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan adanya potensi pergeseran tanah.

Baca Juga: Ini Tanda-tanda Pergerakan Tanah, Rawan Terjadi di Musim Hujan

Potensi pergerakan tanah diketahui berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan, Geofisika.

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, daerah di Jakarta yang berada di zona menengah yaitu (Jakarta Selatan) Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Lalu, di Jakarta Timur meliputi wilayah Kecamatan Kramatjati, dan Pasar Rebo.

Di zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Di zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau masyarakat tidak panik.

"Jadi informasinya di Jakarta kecil dampaknya dan mudah-mudahan tidak terjadi ya," ujar Heru, Minggu (4/12/2022).

Kendati demikian, masyarakat diminta waspada dengan situasi cuaca dan kondisi alam yang tak menentu.

"Jadi kami imbau dengan kondisi cuaca atau pun alam yang tidak bersahabat selalu melihat informasi dari BMKG dan informasi cuaca lainnya," kata dia. [rangkuman laporan Suara.com]

Load More