Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri
Jum'at, 10 Februari 2023 | 10:52 WIB
Ilustrasi layanan Pos Indonesia. (Dok: Pos Indonesia)

SuaraJakarta.id - Pada ulang tahun Pos Indonesia ke-276 tahun, pada 26 Agustus 2022, BUMN tertua di Indonesia ini menancapkan ikrar untuk bertransformasi. Tema "Pos Indonesia untuk 276 Tahun ke Depan", secara filosofis bermakna bahwa perusahaan tak ingin terus bernostalgia dengan menengok ke masa lalu.

Hampir tiga abad melayani seluruh kebutuhan perposan di Tanah Air, Pos Indonesia telah mengalami banyak perubahan zaman. Bahkan sempat terdisrupsi kemajuan teknologi digital.

"Berulang kali disrupsi menerpa perusahaan kita, mulai dari munculnya teknologi telepon dan pesan singkat, kemudian internet, hingga ke platform digital yang berteknologi canggih seperti aplikasi transportasi publik, logistik, hingga layanan finansial. Seluruhnya mengubah peta persaingan bisnis yang berdampak pada kondisi perusahaan menjadi lebih sulit. Namun bukan berarti Pos Indonesia menyerah,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (persero), Faizal Rochmad Djoemadi ketika itu.

Kini PT Pos Indonesia (Persero) telah memulai transformasi digital. Di mata publik, Pos Indonesia masih lekat dengan kesan konvensional, namun anggapan tersebut mulai terkikis seiring laju digitalisasi di berbagai lini kerja Pos Indonesia.

Baca Juga: Tanda Tangani MoU, PT Pos Indonesia dan BSG Sepakat Tingkatkan Penerimaan Pajak Daerah dan Biller

Jadilah dalam bahtera besarnya, PT Pos Indonesia (Persero) bertransformasi. Kata kunci berlabel transformasi digital menjadi roda pendorong bisnis perseroan di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perkembangan zaman.

PT Pos Indonesia (Persero)menerapkan tujuh tranformasi untuk menghadapi tahun-tahun mendatang yang penuh tantangan. Tujuh transformasi itu adalah Business Transformation, Product and Channel Transformation, Transformation Process, Technology Transformation, Human Resourch Transformation, Organization Transformation, dan Culture Transformation.

Richardus Eko Indrajit, Rektor Universitas Pradita, sekaligus guru besar IT menilai, transformasi digital yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia sudah berada di jalur yang tepat.

“Saya lihat, PT Pos sudah berada di jalan yang benar, on the right track. Tinggal masalahnya adalah kecepatan dan agilitas (kelincahan), keduanya berjalan bersama karena perubahan cepat sekali. Kecepatan dan agilitas ini juga masalah pola pikir. Kalau merasa kurang cepat, kita bermitra dengan yang cepat. PT Pos sudah berada di jalur yang benar, karena banyak bermitra untuk meningkatkan agilitas atau kelincahan,” kata sang profesor.

Lebih lanjut, Eko Indrajit menjelaskan, transformasi digital pada dasarnya adalah usaha perubahan dari sebuah institusi menuju kondisi yang jauh lebih baik, ke masa depan karena adanya tawaran manfaat dari komunikasi.

Baca Juga: PT Pos Indonesia Jalin Kerja Sama dengan BSG Tingkatkan Penerimaan Pajak Daerah dan Biller

“Ujungnya adalah memberikan value kepada customer, kepada orang-orang yang dilayaninya. Transformasi digital itu bukan gaya-gayaan, tetapi karena teknologi digital menawarkan institusi untuk bisa berkinerja lebih baik, melayani customer lebih baik, dan maka bisa berkembang jauh lebih cepat. Saya melihat, PT Pos sudah berbeda dari sebelumnya. Api melakukan transformasi digital itu sudah begitu kuat membakar. Transformasi ini gampang-gampang susah karena sifat manusia tidak suka berubah. Tetapi kalau yang kita tuju itu sesuatu yang menyenangkan, maka motivasi dari dalam akan timbul. Dimulai dari bagaimana pimpinan institusi itu bisa mengubah mindset karyawan di perusahaan. Transformasi digital dimulai dari perubahan mindset yang tepat. Transformasi itu metamorfosa seperti ulat berubah menjadi kupu-kupu,” jelas Eko.

Load More