Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Minggu, 12 Februari 2023 | 18:52 WIB
Kementan Bantu Petani Wujudkan Impian Pembangunan Agro Eduwisata di Cianjur. (Dok: Kementan)

SuaraJakarta.id - Wisata berkonsep pertanian atau kawasan agro eduwisata mulai dikembangkan di Kabupaten CIanjur, Jawa Barat.  Pada medio pertengahan tahun 2022, Kementerian Petanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian merealisasikan program agro eduwisata di tiga titik yang terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Warung Kondang. Tentu harapan yang tersemat adalah membantu meningkatkan kualitas SDM yang terampil dan mandiri di bidang agro teknologi dan agribisnis dengan potensi wisata dan provitas pertanian di daerah itu.

Salah satu agro eduwisata yang tengah dalam proses pembangunan berlokasi di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, yaitu Agro Eduwisata Artala yang ditargetkan selesai pembangunannya pada Februari 2023, kawasan ini diproyeksikan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat.

Bupati Cianjur, Herman Suherman menyebut, tiga titik yang akan dijadikan lokasi agro eduwisata ada di dua kecamatan.

“Di Cipanas konsepnya lebih ke Skywalk View and Farm Training Center Cianjur. Konsep ini karena Cipanas memiliki potensi wisata alam dan kawasan dengan suhu yang sejuk," kata Herman, Juli 2022 silam.

Baca Juga: Apa Itu Program Petani Milenial Jabar? Jadi Polemik, Peserta Terlilit Utang

Jadilah pembangunan agro eduwisata di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, digeber. Proyek yang dibiayai Kementerian Pertanian ini berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter memang terletak di posisi yang menyuguhkan saujana yang memikat.

Sementara dipilihnya lokasi di Kecamatan Warung Kondang, didasari pertimbangan karena wilayah tersebut merupakan kawasan pertanian yang terkenal dengan produksi varietas padi unggulan khas Cianjur, yakni Pandan Wangi.

Herman yakin konsep inovasi agro eduwisata akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Tidak hanya wisatawan domestik, agro eduwisata di Cainjur bisa jadi magnet bagi turis mancanegara.

Bergulirnya program agro eduwisata ini didasari yang sekaligus menjadi landasan utama yaitu berangkat dari keinginan para petani yang tergabung di kelompok tani (poktan) dan masyarakat sekitarnya. Artinya, Kementan memfasilitasi apa yang menjadi keinginan warga khususnya para petani yang mengajukan usulan ke dinas pertanian setempat, untuk mengembangkan lahan di kawasan mereka menjadi lebih baik.

Warga dan Kelompok Tani Antusias Sambut Pembangunan Agro Eduwisata

Baca Juga: Profil dan Rekam Jejak Budi Waseso, Bakal Gantikan SYL Jadi Menteri Pertanian?

Kementan Bantu Petani Wujudkan Impian Pembangunan Agro Eduwisata di Cianjur. (Dok: Kementan)

Di Desa Tegallega, Kecamatan Warung Kondang, ada dua titik yang dijadikan lokasi agro eduwisata, salah satunya sebagai farm center dan pengembangan di sektor peternakan.

DI saat antusias warga dan petani berpadu membangun agro eduwisata, bencana alam melanda Kabupaten Cianjur. Senin, 21 November 2022, Cianjur dilanda gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo. Gempa tersebut disebabkan pergerakan sesar Cugenang yang sangat dekat dengan lokasi agroeduwisata di Desa Tegallega, Kecamatan Warung Kondang. Meski ukuran gempa Cianjur terbilang sedang, namun gempa yang dangkal menyebabkan goncangannya kuat. Sedikitnya 1.362 rumah rusak dan 343 bangunan diantaranya rusak berat. BNPB mencatat sedikitnya 334 orang meninggal dan sebanyak 59 korban luka berat dalam peristiwa gempa Cianjur itu.

Imbasnya, pembangunan agro eduwisata di Cipanas dan Warung Kondang pun sontak berhenti. Warga dan petani takut dan trauma untuk melakukan aktivitas seperti sebelum gempa terjadi. Belum lagi intensitas gempa yang masih tinggi selama beberapa hari setelah gempa awal.

Para petani yang sebagian ikut dalam pengerjaan padat karya sarana Agro Eduwisata di Cipanas dan Warung Kondang, praktis tidak bisa meneruskan pekerjaan pembangunan.

Barulah di awal tahun 2023, pembangunan Agro Eduwisata di dua kecamatan ini kembali dilanjutkan. semangat dan optimis warga dan petani kembali menyeruak, untuk menatap impian akan masa depan yang lebih sejahtera.

Kelompok tani berlabel Mitra Tani Parahyangan 1 (MTP 1) di Kecamatan Warung Kondang kabupaten Cianjur, merupakan Poktan dengan anggota tani yang berkerja di bidang pertanian palawija dan sebagian lainnya beternak. Endang Supriyadi, angota MTP 1, mengakui ketakutan warga selama gempa terjadi di episentrum yang sangat dekat dengan tempat tinggal mereka.

 “Karena kita lebih mengutamakan keselamatan, jadi kadang-kadang orang mau kerja di sini juga ngerasa trauma, mau nggak mau kita harus diberhentikan dulu untuk mengantisipasi dan untuk membenahi minimal wilayah keluarga kita. Karena yang lebih penting dari kita sekarang bukan dipekerjaan tapi lebih ke jiwa kita, keselamatannya,” kata Endang.

Di Kecamaatan Warung Kondang, tambah Endang, ada 2 kelompok tani yaitu MTP 1 dan MTP 2.

“Memang di sini untuk bekerjanya kita melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang ada di sini, yaitu terutama yang memang (bekerja) petani sekarang kurang berkembang dan kadang-kadang mereka masuk dulu ke sini (padat karya pembangunan agro eduwisata) ke pekerjaan ini.  Alhamdulillah, “ Kata Endang.

Endang yang ikut dalam pembangunan agro eduwisata di salah satu titik yang diproyeksikan sebagai farm center di desa Tegallega menceritakan bagaimana agro eduwisata ini terwujud pembangunannya. Berawal dari pendamping kelompok tani dinas pertanian Cianjur, ide membangun agro eduwisata bergulir dan disambut antusias seluruh anggota kelompok tani.

“Alhamdulillah, ada program atau bantuan untuk Agro Edu Wisata, kita sangat tertarik dan sangat alhamdulillah banget, bersyukur banget, di desa terpencil seperti ini, mau ada agro eduwisata. Jelas ya, dari kita mengajukan (proposal usulan) dan (selanjutnya) dari pihak Kementan datang kesini. Survey masyarakatnya, survey lokasinya. Pokoknya sangat-sangat detail banget istilahnya. Alhamdulillah sangat baik banget programnya akhirnya berjalan,” cerita Endang.

Sebagai anggota kelompok tani MTP 1, yang juga didapuk sebagai pengurus farm center yang akan dilengkapi dengan dormitory di Tegallega, Endan Supriyadi mengaku sangat optimis akan adanya bangunan agro eduwisata ini.

“Alhamdulillah, kemarin setelah dampak gempa, jadi kita sudah (mulai lagi) dari segi pembangunan, juga kita (ketika bencana gempat terjadi) seolah itu dicoba, Alhamdulillah, bangunan di sini nggak terjadi sesuatu yang sangat berpengaruh gitu Alhamdulillah begitu,” kata Endang.

Tak henti-henti Endang mengekspresikan kegembiraanya adanya pembangunan agro eduwisata di desanya.

“Saya senang sekali, bahagia, pokoknya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, pokoknya seneng banget, banget. Alahmdulillah, mudah-mudahan dampak ke depannya lebih bermanfaat untuk masyarakat setempat. Perekonomian lebih meningkat, masyarakat lebih sejahtera,” kata Endang.

Hal senada diungkap ketua kelompok tani MTP 2, Iwan Hendrayana.  Kehadiran agro eduwisata memberikan harapan baru bagi petani di tengah kesulitan menjual hasil panen akibat dampak dari pandemi covid-19.

“Pandemi sangat berdampak terhadap pendapatan petani. Hasil pertanian tersendat, harga jual turun. Ada juga yang gulung tikar. Alhamdulilah bersyukur di desa terpencil seperti ini ada program agro eduwisata. Tempat yang tadinya kumuh, sekarang jadi lebih indah,” katanya.

Iwan Hadayana, Ketua Kelompok Tani MTP 2, turut berterima kasih atas dibangunnya agro eduwisata di Desa Tegallega, Warung Kondang.

“Saya senang dengan adanya pembangunan agro eduwisata karena dapat mengangkat harkat derajat petani di sini. Petani bisa kerja (padat karya pembangunan agro eduwisata) di sini. Justru Karena saya tergugahnya pembangunan ini, rencana membangun agro eduwisata ini biar harga sayuran itu meningkat gitu, baik buah-buahan maupun sayuran karena (harga beli langsung) di petani itu sangat murah sekali, Jadi bila nanti agro eduwisata sudah berjalan, semoga harga jual hasil pertanian juga terangkat. Ya jadi akhirnya saya mengambil solusi melalui agro eduwisata ini,” kata Iwan.

Hasil tanam unggulan para petani setempat meliputi sawi putih, tomat, cabai, kubis, dan brokoli. Para petani berharap bisa menjual hasil panen.

“Mudah-mudahan untuk kedepannya harga sayuran meningkat karena saya mempelajari dari tempat agro wisata yang lain, harga-harga sayuran itu memang justru (ikut) meningkat, Alhamdulillah. Makanya itu saya tujuannya itu mengajukan ke pemerintah masalah pembanguna agro eduwisata itu rencananya supaya itu. Selain harga meningkat, juga akses jalan (semakin baik) biar nantinya banyak yang masuk, baik investor dari dalam negeri, dan investor luar. Untuk menambah mungkin atau memperkenalkan wilayah sini, bahwa di sekitar sini lahan pertaniannya itu masih luas. Potensilah, siapa tahu ada investor, baik untuk (menyuplai) ke supermarket atau bisa di ekspor ke luar negeri mungkin bisa karena kalo di sini kan lihat lokasi dan area ketinggiannya sangat cukup.Warga antusias karena jadi tersedia pekerjaan, mau berjualan juga,” jelas Iwan.

Atas bantuan program agro eduwisata dari Kementan, baik Endang Suriyadimaupun Iwan, mengucapkan terima kasih.

“Saya berterima kasih kepada Pak Mentan atas bantuan ini. Semoga suatu saat nanti Pak Mentan berkenan datang ke sini. Semoga Pak Mentan sehat selalu. Terima kasih juga kepada Pak Presiden Jokowi, semoga sehat selalu,” katanya.

Load More