SuaraJakarta.id - Iklim ekonomi global sedang dilanda krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, dari pandemi Covid-19, perang antara Ukraina-Rusia, gangguan rantai pasokan global, perubahan iklim yang cepat, peningkatan biaya hidup, dan krisis lainnya. Krisis yang saling berkaitan dan tumpang tindih ini disebut polycrisis.
Terminologi yang menjadi sebuah buzzword yang dibahas dalam diskusi panel World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss, ini dipopulerkan oleh seorang sejarawan ekonomi Adam Tooze pada tahun 2022.
Fragmentasi geoekonomi (geoeconomic fragmentation) juga menjadi sebuah isu. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pun memperingatkan terkait hal ini. Adanya disintegrasi pergadangan dan perubahan teknologi telah merugikan beberapa pihak. Dukungan masyarakat kepada keterbukaan ekonomi menurun di beberapa negara, arus barang dan modal juga mendatar.
Dengan diperparahnya ketegangan perdagangan antara dua negara ekonomi besar China dan Amerika Serita, risiko pembatasan perdagangan baru pun meningkat. Bergantung pada asumsi dalam model, biaya keluaran global dari fragmentasi perdagangan bervariasi. Ini bisa berkisar dari 0,2% dari PDB (dalam skenario fragmentasi terbatas atau penyesuaian biaya rendah) hingga 7% dari PDB dalam skenario fragmentasi parah atau skenario penyesuaian biaya tinggi. Jika “decoupling teknologi” diperhitungkan, kerugian output diperkirakan mencapai 8%-12% di beberapa negara.
IMF memproyeksikan pertumbuhan global pada tahun 2023 sebesar 2,9% atau turun dari perkiraan 3,4% di tahun 2022, akan tetapi, meningkat menjadi 3,1% pada tahun 2024. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 adalah 0,2 percentage points lebih tinggi dari prediksi dalam laporan Oktober, akan tetapi masih di bawah rata-rata pertumbuhan historis (2009-2019) yang sebesar 3,8%. Inflasi global diproyeksikan turun ke 6,6% di tahun 2023 dari 8,8% di tahun 2022. Namun, nilainya masih di atas level sebelum pandemi (2017-2019) yaitu sekitar 3,5%. Inflasi tahun 2024 diprediksi 4,3%.
The Global Risks Report 2023 mencatat beberapa bencana global berdasarkan tingkat keparahannya selama 10 tahun ke depan. Mayoritas risiko berasal dari kategori lingkungan, yaitu: kegagalan mitigasi perubahan iklim (peringkat 1), kegagalan adaptasi perubahan iklim (peringkat 2), bencana alam dan peristiwa cuaca ekstrem (peringkat 3), hilangnya keanekaragaman hayati dan keruntuhan ekosistem ( ke-4), krisis sumber daya alam (ke-6), dan insiden kerusakan lingkungan berskala besar (ke-10).
Pada peringkat ke-5 dan ke-7 adalah migrasi paksa skala besar dan erosi kohesi sosial dan polarisasi masyarakat (kategori masyarakat). Bencana lainnya adalah kejahatan dunia maya dan ketidakamanan dunia maya yang meluas (ke-8) dan konfrontasi geoekonomi (ke-9).
Oleh karena itu, Indonesia Leading Economic Forum 2023: Strengthening the Economic Climate Amid the Global POLYCRISIS Era bertujuan menjadi forum bagi pemangku kepentingan global dan domestik untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan menetapkan kebijakan-kebijakan kunci untuk memperkuat iklim ekonomi di tengah era polikrisis global saat ini.
Adapun misi acara ini adalah untuk melibatkan para ekonom terkemuka, pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membentuk dan memberikan wawasan di tengah dampak polikrisis yang membayangi. Forum ini juga memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk mengatasi isu-isu terkini, paling relevan, dan vital serta menemukan cara yang tepat untuk memitigasinya dengan sukses.
Acara Indonesia Leading Economic Forum 2023: Strengthening the Economic Climate Amid the Global POLYCRISIS Era dilaksanakan hari Selasa 14 Maret 2023 di Astor Ballroom, The St. Regis Hotel, Jakarta. Adapun acara ini dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu, beberapa keynote speakers yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Abdurohman.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dari Komunitas ke Dunia: UMKM Binaan GEF SGP Tembus Acara Resmi KBRI Belanda
-
Survei BI : Masyarakat Indonesia Mulai Doyan Belanja
-
Perempuan Mali Ini Tanam 10 Juta Pohon Kelor: Kisah Inspiratif yang Mengubah Segalanya
-
Pinjol Masih Banyak, 2.422 Kontak Debt Collector Telah Diblokir
-
Banyak Libur Panjang, Aliran Modal Asing Hengkang Rp 49,38 Triliun dari Indonesia
Terpopuler
- 3 Pemain Abroad Sudah Tiba di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Media China Yakin Timnas Indonesia Naturalisasi Pemain Berbandrol Rp596 M
- 5 Rekomendasi Cushion dengan SPF 50, Sunscreen dan Makeup Jadi Satu Gak Bikin Ribet
- Kata Ustaz Yusuf Mansur soal Tudingan Pernikahan Luna Maya Tidak Sah Gegara Jeda Ijab Kabul
- 7 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 10 Mei 2025, Klaim Semua Hadiah dari Pemain OVR Tinggi hingga Gems
Pilihan
-
Bak Bumi dan Langit! Beda Branko Ivankovic dengan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs China
-
Aroma Pahit Industri Jamu, Laba Produsen "Tolak Angin' Ambles 40 Persen di Kuartal I 2025
-
Disajikan Dingin, 6 Minuman Khas Riau Cocok Dinikmati saat Panas Bedengkang
-
PHK Massal Panasonic Global Tak Sentuh RI, Tapi Utilitas Pabrik Elektronik Nasional Mengkhawatirkan
-
5 City Car Murah Mulai Rp50 Jutaan Bukan Toyota, Sat Set Hadapi Kemacetan
Terkini
-
Mudah dan Cepat! Ini Langkah-Langkah Beli Obat via Aplikasi
-
5 Link DANA Kaget Selasa 13 Mei 2025, Buruan Klaim!
-
Kenalan di Sosmed, Ngajak Ketemuan Wanita, Pria di Tangerang Gasak HP Korban
-
Review Kopi Gadjah: Kopi Tubruk Khas Indonesia dengan Rasa yang Kuat dan Pahit
-
Lowongan Kerja Indomaret Wilayah Tangerang, Jakarta Barat dan Jaksel, Cek Kualifikasinya di Sini!