Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 30 Maret 2023 | 07:05 WIB
Peziarah di lokasi makam Gus Dur, di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. [ANTARA/ dokumen]

SuaraJakarta.id - Makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di area makam Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tidak pernah sepi dari para peziarah.

Termasuk pada momen bulan suci Ramadhan seperti saat ini. Tampak pada, Rabu (29/3/2023), ratusan warga ziarah ke makam Gus Dur dengan harapan mencari berkah atau ngalap berkah di bulan suci ini.

Prima (58), peziarah asal Sumpil, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mengaku sudah lama ingin ziarah ke makam Gus Dur.

Kendati dirinya mengalami keterbatasan penglihatan, tidak menyurutkan semangatnya untuk berziarah.

Baca Juga: 5 Borok Bea Cukai yang Jadi Bulan-bulanan Publik, Anak Gus Dur Ikut Merasakan

"Sosok Gus Dur, beliau adalah seorang wali luar biasa. Saya dengan teman-teman sengaja berziarah, ingin berdoa di samping makam beliau," katanya, dikutip dari Antara.

Prima mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan berziarah ke makam Gus Dur.

Ia datang bersama dengan rekan-rekannya dari Malang dengan mengendarai mobil.

Selain kagum dengan sosok Gus Dur, dirinya juga ingin meniru kepribadian almarhum yang selalu sabar dalam menghadapi segala sesuatu.

Una, peziarah lainnya mengaku berziarah saat Ramadhan terasa berbeda, lebih tenang dan bisa lebih khusuk saat berdoa.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Ternyata Keturunan Ulama Besar Banten, Sosoknya Dekat dengan Gus Dur

"Kalau saat Ramadhan berziarah ke makam wali, para kiai, rasanya itu berbeda. Di hati lebih tenang begitu. Jadi, saya suka," katanya.

Di area pesantren itu juga ada makam pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus pengasuh PP Tebuireng Jombang, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang juga kakek Gus Dur.

Kemudian makam ayah Gus Dur yakni KH Wahid Hasyim, lalu makam KH Sholahudin Wahid, adik Gus Dur dan sejumlah makam anggota keluarga lainnya.

Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Teuku Azwani mengatakan. selama bulan Ramadhan, lokasi makam memang tetap dibuka untuk peziarah.

Namun, lokasi makam diterapkan jam-jam khusus. Misalnya untuk malam hari dibuka setelah shalat tarawih, sedangkan untuk siang hingga pukul 14.00 WIB.

"Kalau Ramadhan memang ditutupnya lebih awal untuk yang siang hari hingga jam 14.00 WIB, itu karena untuk persiapan buka para santri," kata dia.

Ia menambahkan, jumlah kunjungan peziarah di awal Ramadhan ini memang relatif lebih sedikit ketimbang hari biasanya.

Dalam sehari, hanya ada ratusan peziarah datang. Padahal di bulan biasanya bisa puluhan ribu orang sehari.

"Namun, nanti di akhir-akhir Ramadhan pasti ramai lagi. Kalau di awal Ramadhan biasanya relatif lebih sepi," kata dia.

Selama Ramadhan, Azwani juga menyebutkan aktivitas santri berjalan seperti biasanya dengan jadwal lebih banyak mengaji.

Mereka saat ini masih di pondok pesantren, dan baru libur mendekati Ramadhan 2023 tepatnya H-10 Idul Fitri 2023.

"Kalau di Pesantren Tebuireng sudah turun temurun tidak ada libur pas Ramadhan, karena setiap Ramadhan aktivitas santri mengaji kitab kuning ditingkatkan. Ini sudah mulai zaman Kiai Hasyim." kata Azwani.

Load More