Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 25 September 2023 | 19:54 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. [Suara.com /Ria Rizki]

SuaraJakarta.id - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati angkat bicara terkait perbedaan musim kemarau di Indonesia, termasuk Jakarta, pada tahun ini dibandingkan tiga tahun terakhir (2020, 2021 dan 2022).

Menurutnya, hal ini lantaran ada fenomena El Nino di Samudra Pasifik dan terjadinya Indian Ocean Dipole positif di Samudra Hindia.

"Dua fenomena global itu berdampak pada pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia di musim kemarau ini. Sehingga kemaraunya lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya," jelasnya, Senin (25/9/2023).

Dwikorita mengatakan, berdasarkan pengamatan BMKG, diperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan pada November 2023.

Baca Juga: Rayakan HUT ke-78, TNI Gelar Pameran Alutsista di Monas

"Sebagian besar dari dari data terlihat dari awal musim hujan ya, bulan November itu sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan, di awal," ujarnya.

Kendati begitu, ada juga sebagian wilayah Indonesia baru akan memasuki musim hujan menjelang akhir tahun atau bulan Desember.

"Sebagian Desember, itu berarti terlambat. November itu pun juga sudah mundur dari biasanya."

"Namun ada beberapa dimulai sebelum November, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit hanya 69 Zona Musim, plus 24, ya sekitar 90 Zona Musim, jadi tidak bersamaan," jelasnya.

Menurut Dwikorita, wilayah yang memasuki musim hujan mulai November di antaranya Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali.

Baca Juga: Penerapan Ganjil-Genap di Jalan yang Dilalui LRT Jabodetabek Belum Bisa Diterapkan, Ini Alasan Pemprov DKI

"Nah, yang terlambat itu Jawa Timur bagian utara, sebagian besar NTB, sebagian besar Sulawesi Tenggara dan Maluku. Yang lebih awal itu di bulan Oktober ini Jambi, Sumatera Selatan, sebagian Jawa Tengah dan sebagian dari Kalimantan," pungkasnya.

Load More