Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 12 Oktober 2023 | 16:54 WIB
Anggota Fraksi NasDem, DPRD DKI Jakarta Jupiter. [Suara.com/Fakhri]

Jupiter mengaku khawatir nantinya karena tarif yang terlalu mahal masyarakat enggan menggunakan LRT. Akhirnya rencana awal mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum tak terwujud.

"Yang lebih parah lagi akan terjadi penumpukan pada satu moda transportasi umum yang akan menimbulkan penumpukan penumpang," kata Jupiter.

Ketua Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) Adrianus Satrio Adi Nugroho menilai adanya kejanggalan dari pernyataan Fraksi NasDem itu. Sebab, tarif LRT yang dimaksud adalah LRT Jabodebek.

LRT Jabodebek sendiri berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sementara, LRT yang dimiliki Pemprov DKI adalah yang dikelola PT LRT Jakarta, anak usaha PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI.

Baca Juga: Fraksi NasDem DPRD DKI Salah Kaprah Tak Bisa Bedakan LRT Jabodebek dengan LRT Jakarta, FDTJ: Miris!

Diketahui, tarif minimal LRT Jabodebek adalah Rp3.000 dan maksimal adalah sebesar Rp 20.000 tergantunt stasiun pemberhentian.

Sedangkan, tarif LRT Jakarta adalah Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan untuk pemberhentian di semua stasiun.

Melalui cuitannya di akun media sosial X @adrianussatrio, Adrianus merasa miris lantaran Fraksi NasDem tak bisa mengetahui perbedaan antara LRT Jakarta dan Jabodebek.

"Kemarin miris liat pandangan umum salah satu Fraksi DPRD DKI. Bilang tarif LRT yang sekarang Rp5 ribu jadi Rp20 ribu. Miris sih selevel Fraksi DPRD nggak paham LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, staf ahlinya ngelindur?" katanya.

"LRT Jakarta tarifnya Rp5.000 flat dan ketika Anda jadi anggota dewan di DKI mustinya paham mana LRT Jakarta (pakai APBD DKI) dan LRT Jabodebek ( lpakai subsidi pusat)," katanya.

Baca Juga: Kok Bisa Belum Setahun Kereta LRT Jabodebek Udah Mogok, Apa Penyebabnya?

Load More