Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Faqih Fathurrahman
Sabtu, 28 Oktober 2023 | 03:25 WIB
Rumah Ani, warga Tambora, Jakarta Barat. (Suara.com/Faqih)

Ani mengatakan, sebagai orang tua yang memiliki anak laki-laki zaman itu harus bekerja ekstra dalam pengawasan. Pasalnya jika meleng sedikit saja, maka bakal menjadi pecandu, akibat pergaulan lingkungan yang tidak baik.

“Dulu saya punya (anak) cowo satu, waduh jagainnya extra. Kaya apaan tau lingkungan di sini,” ungkapnya.

Tak hanya narkotika, persoalan yang dihadapi oleh Ani sebagai warga yang tinggal di wilayah padat penduduk adalah banjir. Daerah itu kata dia, merupakan langganan banjir saat hujan deras. Ketinggiannya bisa mencapai 50 cm.

Kondisi gang sempit di pemukiman warga Tambora, Jakarta Barat. (Suara.com/Faqih)

Saat banjir beberapa waku itu kata dia, mengakibatkan septic tank tempat penampungan limbah warga dari WC komunal ikut penuh.

Baca Juga: AKP Andri Gustami: Banyak Tangkapan Besar Tak Ada Penghargaan Mending Cari Duit untuk Masa Depan

“Kalau hujan cepet penuh. Kalau gak hujan ya enggak,” kata Ani.

Tinggal di rumah petak, kata Ani, juga sangatlah tidak mengenakan. Pasalnya semua kegiatan dilakukan dalam satu ruangan.

Diketahui, rumah Ani hanya 3x3 meter, atau 9 meter persegi. Ia bahkan tak miliki jendela agar bisa mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

Sirkulasi udara satu-satunya didapat kalau dia membuka pintu utama rumahnya yang terbuat dari triplek.

“Mau masak di situ, tidur di situ, makan di situ,” tandasnya.

Baca Juga: AKP Andri Gustami Terancam Hukuman Mati, Bantu Loloskan 150 Kg Sabu Jaringan Fredy Pratama

Load More