SuaraJakarta.id - Mesin pendingin memainkan peran penting dalam berbagai industri, mulai dari penyimpanan makanan hingga sistem HVAC di gedung-gedung besar.
Agar mesin pendingin bekerja dengan maksimal, perawatan secara berkala sangatlah krusial, termasuk dalam hal penggantian oli. Lalu, kapan saat yang paling ideal untuk melakukan penggantian oli pada mesin pendingin ini?
Artikel ini akan membantu Anda mempelajari lebih dalam mengenai pentingnya mengganti oli, ciri-ciri mesin yang memerlukan penggantian oli, serta kiat-kiat untuk menjaga performa mesin pendingin Anda.
Mengapa Penting Mengganti Oli pada Mesin Pendingin?
Pelumas pada mesin pendingin memiliki fungsi lebih dari sekadar mengurangi gesekan; ia juga berperan penting dalam menjaga kebersihan dan membantu proses pendinginan kompresor.
Namun, jika oli digunakan terlalu lama tanpa penggantian, kinerjanya dapat berkurang, yang dapat menyebabkan kompresor dan komponen lainnya lebih cepat mengalami keausan. Pastinya Anda tidak ingin kompresor tiba-tiba rusak, bukan?
Dengan melakukan penggantian oli secara teratur, Anda bisa memperpanjang masa pakai mesin pendingin dan menghindari biaya perbaikan yang tinggi.
* Memperpanjang Umur Kompresor: Oli yang terjaga kebersihannya berperan penting dalam mengurangi gesekan antara komponen di dalam kompresor. Dengan berkurangnya gesekan, keausan pada komponen dapat diminimalisir, sehingga masa pakai kompresor menjadi lebih panjang.
* Menjaga Efisiensi Sistem: Oli yang telah terkontaminasi oleh partikel atau kotoran dapat membuat sistem bekerja lebih berat, sehingga penggunaan energi menjadi lebih besar. Mengganti dengan oli baru memungkinkan mesin beroperasi dengan lebih efisien, yang tentunya dapat menurunkan biaya listrik Anda.
Salah satu merek yang andal untuk mesin pendingin adalah Copeland . Pastikan untuk mengisi sesuai dengan kapasitas yang direkomendasikan oleh produsen.
Baca Juga: Dishub DKI Bakal Derek Kendaraan yang Parkir Sembarangan Saat Car Free Night Tahun Baru 2024
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Oli?
Tidak ada standar yang jelas mengenai kapan seharusnya oli mesin pendingin diganti, karena setiap mesin memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun, terdapat beberapa pedoman yang dapat Anda ikuti untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk melakukan penggantian oli mesin pendingin.
* Berdasarkan Jam Operasi Mesin: Umumnya, pabrikan mesin pendingin merekomendasikan untuk mengganti oli setelah mesin telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu, seperti setiap 2000 hingga 3000 jam. Apabila mesin Anda beroperasi dalam kondisi yang berat atau hampir tanpa henti, kemungkinan Anda perlu melakukan penggantian oli lebih sering.
* Perhatikan Kondisi Oli: Metode lain untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk mengganti oli adalah dengan menilai keadaannya. Jika oli tampak kotor, berwarna hitam pekat, atau terlalu encer, ini menunjukkan bahwa oli tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik. Anda dapat mengambil sedikit oli dan membandingkannya dengan oli baru untuk melihat perbedaan dalam warna dan viskositas.
* Tergantung Jenis Oli yang Digunakan: Tipe oli yang Anda pilih turut berperan dalam menentukan seberapa sering penggantian perlu dilakukan. Beberapa jenis oli sintetis atau oli berkualitas premium, seperti Oli Emkarate, mungkin memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan oli biasa. Meski demikian, sangat penting untuk selalu mematuhi saran dari produsen oli dan mesin.
Tanda-Tanda Mesin Pendingin Membutuhkan Penggantian Oli
Walaupun Anda telah mematuhi jadwal penggantian oli, terkadang situasi tertentu memaksa Anda untuk melakukan penggantian oli lebih cepat. Jangan sepelekan tanda-tanda berikut, karena bisa jadi mesin Anda memerlukan oli baru:
* Munculnya Suara Berisik pada Kompresor: Apabila kompresor mengeluarkan suara yang lebih bising dari biasanya, hal ini bisa jadi indikasi bahwa pelumasan oli sudah tidak optimal. Suara gesekan di antara bagian-bagian dapat disebabkan oleh oli yang terlalu kotor atau jumlahnya yang tidak mencukupi.
Berita Terkait
-
Pemotor Pengguna Oli Castrol Dapat Hadiah Milyaran Rupiah
-
Mesin Bermasalah, Mobil Lamborghini Keluarkan Asap di Jalur Bus Transjakarta Kebon Jeruk
-
Mesin Mati dan Kelebihan Muatan, Kapal Motor yang Membawa Enam Penumpang di Kepulauan Seribu Tenggelam
-
Diduga Korsleting pada Mesin, Avanza Hangus Terbakar di Kebon Jeruk
-
Duarr! Tabung Kompresor Meledak Di Tanah Abang, 2 Orang Jadi Korban
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?
-
Duel HP Murah Layar AMOLED: Samsung vs Xiaomi, Siapa Paling Bagus?