Scroll untuk membaca artikel
Rully Fauzi
Rabu, 23 April 2025 | 07:37 WIB
Ilustrasi anak muda mengembangkan produk inovasi sepeda listrik. [dok.pribadi]

Kendaraan ini digunakan oleh petani milenial untuk distribusi hasil panen dari ladang ke pasar tanpa menghasilkan emisi karbon. Gerakan ini tak hanya mendukung ekonomi desa, tetapi juga memperkenalkan teknologi bersih yang sesuai konteks lokal.

Boyke menekankan bahwa anak muda punya keunggulan adaptif dan kreatif yang sangat dibutuhkan dalam era transisi energi.

Namun ia juga mengingatkan perlunya dukungan nyata dari pemerintah dan sektor swasta agar kreativitas mereka tidak berhenti di tataran komunitas.

“Kalau kita bisa hubungkan inovasi anak muda dengan akses pelatihan, modal usaha, dan panggung di kebijakan publik, maka dampaknya bisa sangat masif,” tegasnya.

Baca Juga: Dukung Transisi Energi Nasional, Kredit Energi Terbarukan Bank Mandiri Melesat di Kuartal II 2024

Melalui proyek ENTREV yang didukung oleh Kementerian ESDM dan UNDP, lebih dari 300 ribu orang diantaranya 80 ribu perempuan ditargetkan menerima manfaat hingga 2027, dan Boyke memastikan bahwa anak muda akan menjadi salah satu kelompok prioritas.

Generasi muda bukan penerus masa depan energi—mereka adalah penggerak utamanya hari ini,” ucapnya.

Dalam upaya menghadapi tantangan transisi energi global, peran generasi muda memang menjadi semakin krusial.

Mahasiswa dan profesional muda diharapkan tidak hanya menjadi pengguna energi di masa depan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan solusi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Transisi energi global menuntut perubahan paradigma dalam cara kita memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi energi.

Generasi muda, dengan kreativitas dan semangat inovasi mereka, diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan solusi-solusi baru.

Load More