Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Jum'at, 25 April 2025 | 13:51 WIB
Sejumlah pebalap mengikuti sesi latihan bebas atau free practice pertama (FP1) Formula E Jakarta, di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Jumat (2/6/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Di Jakarta ini, perkembangan mobil balap ini mulai dari generasi kedua, ketiga, bahkan generasi ketiga evo, di mana penjelasan dari FEO bahwa ini dua kali lebih cepat dari F1," ungkap Iwan.

Ia juga memastikan bahwa penyelenggaraan kali ini akan dirancang agar lebih profesional, interaktif, dan menghibur bagi semua kalangan, termasuk penonton lokal dan turis internasional.

Sementara itu, Co Founder & Chief Championship Officer Formula E, Alberto Longo, menyebut Jakarta sebagai salah satu kota yang sangat penting dalam kalender Formula E.

Kota ini disejajarkan dengan kota-kota besar dunia lainnya seperti Meksiko, Sao Paulo, Miami, London, Berlin, Monako, hingga Shanghai.

Baca Juga: Jakarta Kembali Gelar Formula E, IMI: Langkah Menuju Kota Global Berkelanjutan

Tak hanya itu, Longo mengungkapkan bahwa dari sisi jumlah penonton, Jakarta berada di posisi tiga besar di seluruh dunia, menunjukkan besarnya antusiasme publik terhadap balapan ramah lingkungan ini.

“Itu artinya Formula E menguntungkan untuk Jakarta, tapi lebih menguntungkan untuk kami Formula E,” katanya.

Dengan semangat baru dari Pemprov DKI Jakarta dan kesiapan Jakpro, Jakarta E-Prix 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang olahraga prestisius, tetapi juga menjadi cerminan komitmen kota ini dalam mendorong inovasi dan keberlanjutan.

Ajang ini diharapkan dapat membawa manfaat ekonomi, pariwisata, hingga memperkuat citra Jakarta sebagai kota global yang modern dan inklusif.

Baca Juga: Masih Dilobi, Gelaran Formula E 2024 Di Jakarta Belum Tentu Batal

Load More