Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 05 Juni 2025 | 10:10 WIB
Desain rumah minimalis sederhana di kampung cocok untuk gaya hidup berkonsep slow living. (Dibuat dengan Gemini AI).

SuaraJakarta.id - Di tengah hiruk pikuk kota dan tekanan hidup modern, semakin banyak orang mulai melirik kampung sebagai tempat untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bermakna.

Konsep slow living atau gaya hidup lambat, yang mengedepankan kesederhanaan, keberlanjutan, dan kedekatan dengan alam, kini menjalar ke perdesaan.

Tak sedikit warga urban maupun lokal yang membangun rumah impian mereka dekat sawah, kebun, bahkan pasar tradisional. Lantas, seperti apa desain rumah yang cocok untuk kehidupan slow living di kampung?

Berikut lima inspirasi desain rumah yang cocok untuk lingkungan kampung yang alami namun tetap estetik dan fungsional.

Baca Juga: Serius Akan Basmi Premanisme Berkedok Ormas, Terminal Sampai Parkir Liar Akan Diawasi

1. Rumah Panggung Kayu Modern Tradisional

Ilustrasi rumah kayu [Shutterstock]

Rumah ini mengadopsi struktur rumah panggung tradisional yang ditinggikan dari tanah untuk menghindari kelembapan. Dibuat dari kayu lokal seperti jati atau kelapa, desain ini menggabungkan estetika klasik dengan elemen modern seperti pencahayaan LED dan dapur terbuka.

Teras depan yang luas cocok untuk bersantai sambil menikmati pemandangan sawah.

Udara segar mengalir melalui ventilasi alami, mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan. Dengan furnitur minimalis dari rotan dan bambu, rumah ini menghadirkan kesederhanaan yang elegan.

2. Rumah Bata Ekspos dan Taman Gantung

Baca Juga: Jakarta Sepi di Libur Panjang? Jangan Lupa Klaim Saldo Dana Kaget Ini

Ilustrasi bata ekspos. (Pexels)

Gaya rustic menjadi andalan dalam desain ini. Dinding bata ekspos tanpa plesteran memberi kesan hangat dan bersahaja. Di sisi luar rumah, taman gantung dan vertikal garden dirancang untuk menanam sayuran dan tanaman obat keluarga (TOGA).

Rumah ini sangat ideal bagi mereka yang ingin mandiri secara pangan dengan memanfaatkan kebun di sekeliling rumah. Selain itu, area dapur yang luas dan terbuka mempermudah proses memasak dari hasil panen atau belanja dari pasar terdekat.

3. Rumah Limasan Jawa dengan Teras Luas

Rumah Joglo di Savasana Coffee & Roastery (Instagram/@savasana.kopi)

Rumah limasan khas Jawa kembali naik daun, terutama di kalangan generasi muda yang mulai menyukai desain lokal dengan sentuhan baru.

Atap limasan memungkinkan ventilasi silang yang maksimal, menjaga rumah tetap sejuk sepanjang hari.

Teras yang luas menjadi pusat aktivitas keluarga. Mulai dari ngobrol santai, bermain anak, hingga bekerja dari rumah bisa dilakukan dengan latar belakang pemandangan hijau sawah dan suara jangkrik dari kebun sekitar.

4. Rumah Semi-Outdoor ala Jepang (Wabi-Sabi)

Ilustrasi rumah di jepang  (Photo by Masaaki Komori on Unsplash)

Mengusung filosofi Jepang wabi-sabi, rumah ini dirancang dengan kesederhanaan dan keindahan dalam ketidaksempurnaan. Area semi-outdoor yang menyatu dengan ruang tamu menciptakan suasana damai, cocok untuk kegiatan meditasi atau sekadar menikmati teh sore.

Material yang digunakan pun alami dan tidak diproses berlebihan: kayu kasar, tanah liat, dan batu alam. 

5. Rumah Minimalis Tropis dengan Ruang Komunitas

Ilustrasi desain teras rumah minimalis menjadi ruang komunitas (gemini)

Rumah ini menjadi solusi ideal bagi mereka yang ingin bergaya modern tapi tetap membaur dengan kehidupan desa. Dengan beton ekspos, jendela lebar, dan taman dalam (inner courtyard), rumah terasa sejuk tanpa banyak konsumsi energi.

Keunggulan utama ada pada ruang komunitas: sebuah area multifungsi untuk mengaji, diskusi, atau kegiatan memasak bersama warga.

Terletak dekat pasar, rumah ini mendukung gaya hidup berkelanjutan tanpa kendaraan bermotor. Jalan kaki ke pasar bukan sekadar rutinitas, tapi bagian dari filosofi hidup lambat yang sadar akan setiap langkah.

Tak perlu rumah mewah dan megalomania untuk hidup bahagia. Lima inspirasi desain rumah slow living di atas menunjukkan bahwa hidup sederhana di kampung, dekat sawah dan pasar, bisa menjadi pilihan hidup yang membebaskan dan membahagiakan.

Rumah bukan lagi sekadar tempat tinggal, melainkan ruang untuk kembali pada ritme alam, membangun koneksi sosial, dan merawat jiwa.

Load More