SuaraJakarta.id - Sebuah potret kelam tentang bagaimana tragedi mampu merenggut segalanya terungkap di Demak, Jawa Tengah. Adalah Hafiz, seorang pria dengan latar belakang pendidikan cemerlang sebagai lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yang kisahnya kini viral karena memilih kolong jembatan Kadilangu sebagai tempatnya bernaung dari dunia.
Kisah yang pertama kali diangkat oleh kanal YouTube Sinau Hurip ini bukan sekadar cerita tentang kemiskinan, melainkan tentang duka yang tak terperi.
Hafiz bukanlah sosok tanpa masa lalu. Ia adalah seorang dokter yang pernah menempuh pendidikan spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT) di Singapura dan sempat membangun bisnis apotek yang sukses di kampung halamannya di Jember, Jawa Timur.
Kehidupannya kala itu nyaris sempurna. Ia menikah dengan seorang dokter asal Cianjur dan dikaruniai seorang anak.
Namun, takdir berkata lain. Badai pertama datang saat ia harus kehilangan sang istri tercinta untuk selamanya dalam sebuah kecelakaan maut. Duka itu belum usai, pukulan yang lebih telak kembali menghantamnya.
Anak semata wayangnya, yang sedang meniti ilmu di Jerman, meninggal dunia dalam kecelakaan tragis saat dalam perjalanan pulang ke Indonesia untuk merayakan wisudanya. Rentetan tragedi inilah yang menjadi titik balik, mendorong Hafiz ke jurang keterpurukan yang paling dalam.
Pukulan bertubi-tubi itu membuatnya melepaskan semua atribut duniawi yang pernah ia genggam: karier, rumah, dan status sosial.
Ia memilih jalan sunyi, membangun sebuah bedeng sederhana di bawah kolong jembatan, menjadikannya pertapaan dari pahitnya kenangan.
Meski hidup dalam kondisi yang jauh dari layak, kecerdasan dan struktur berpikirnya tidak luntur. Hal ini terlihat dari caranya berkomunikasi yang runtut dan terstruktur, sebuah bukti sahih dari latar belakang pendidikannya yang tinggi.
Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin Jakarta Meningkat di Tahun 2025, Ini Hasil Perhitungan BPS
Untuk bertahan, ia masih memegang dua unit ponsel yang dayanya ia isi di warung-warung sekitar.
“Dari segi bahasa komunikasinya, dia memang terlihat seorang terpelajar dan berpendidikan,” tulis salah satu warganet, merefleksikan kekaguman sekaligus keprihatinan.
Kisah Hafidz sontak memantik gelombang empati publik. Banyak yang menyerukan agar ada intervensi, baik dari pemerintah maupun komunitas, untuk membantunya bangkit.
Ini bukan lagi sekadar soal bantuan materi, tetapi menyorot isu yang lebih krusial: dukungan kesehatan mental bagi mereka yang mengalami trauma ekstrem.
“Tolong dibantu Bapak ini. Beliau orang yang bermanfaat dan perlu beraktivitas seperti biasa,” tulis salah satu netizen sebagaimana dikutip dari akun Instagram @zonagrobogan.
Komentar lain yang menyayat hati berbunyi, “Sangat dalam arti patah hati sampai jadi patah semangat. Semoga ada keajaiban setelah ini, Pak.”
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Penyaluran Bantuan Pangan Terus Berjalan, SPPG Aceh Dialihkan Menjadi Dapur Umum
-
Jaga Keamanan Pangan MBG, BGN Berlakukan Penilaian Ketat Fasilitas SPPG
-
Investigasi KKI Temukan Galon Usia 13 Tahun Masih Beredar di Jabodetabek
-
Wakil Kepala BGN Dorong Kepatuhan SLHS demi Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis
-
Dapur MBG Aceh Putar Otak di Tengah Banjir, Umbi hingga Ikan Lokal Jadi Andalan