Kasus Dokter Hafidz menjadi tamparan keras sekaligus cermin bagi masyarakat dan negara. Bagaimana seorang intelektual dengan potensi besar bisa "hilang" dari sistem karena guncangan jiwa yang hebat?
Kisahnya secara tidak langsung mempertanyakan ketersediaan dan aksesibilitas jaring pengaman sosial dan psikologis bagi warga negara yang mengalami krisis serupa.
Kini, harapan publik tertumpu pada kemungkinan adanya uluran tangan yang tak hanya memberinya tempat tinggal layak, tetapi juga pemulihan psikologis agar ia dapat kembali menemukan percik semangat hidupnya.
Kisah Dokter Hafidz adalah pengingat getir bahwa di balik setiap sosok yang tersisih, mungkin tersimpan luka batin yang tak terucap dan menunggu untuk didengar.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Bank Mandiri Jelang Tutup Buku 2025: Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit, Likuiditas Terjaga
-
9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Menjawab Tantangan Iklan Tak Terlihat dengan Pengukuran Berbasis AI
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti