Muhammad Yunus
Selasa, 16 September 2025 | 20:34 WIB
Ilustrasi kucing liar (Pixabay)
Baca 10 detik
  • Populasi kucing liar di Jakarta melonjak drastis hingga diperkirakan mencapai 1,5 juta ekor
  • Guru Besar IPB University, mengingatkan ancaman serius dari kucing liar
  • Faktor sosial dan budaya memperparah masalah, seperti kebiasaan membuang anak kucing
[batas-kesimpulan]

SuaraJakarta.id - Jakarta bukan hanya bergulat dengan masalah klasik seperti pemukiman ilegal dan krisis air.

Ada satu isu lain yang jarang dibicarakan, namun pelan-pelan menjadi bom waktu: ledakan populasi kucing liar.

Guru Besar IPB University, Prof Ronny Rachman Noor, menyebut fenomena ini tidak bisa dianggap sepele.

Dengan jumlah yang terus meningkat, kucing liar dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

“Kucing memang hewan peliharaan yang menggemaskan. Tapi jika populasinya tidak terkendali, risikonya nyata, mulai dari penyebaran rabies, toxoplasma, hingga penyakit zoonosis lain,” ujar Prof Ronny, mengutip dari website IPB University.

Data Mengejutkan

Berdasarkan catatan Dinas Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, jumlah kucing liar di ibu kota diperkirakan mencapai 860 ribu ekor.

Jika dihitung secara keseluruhan, angkanya bisa menembus 1,5 juta ekor.

Dengan tingkat reproduksi yang tinggi—tiga hingga empat kali melahirkan per tahun—angka ini diprediksi terus melonjak.

Baca Juga: Rapper Melly Mike Menikmati Keindahan Kota Jakarta Lewat Trip Singkat

Prof Ronny mengingatkan, dunia pernah diguncang kasus Feline Coronavirus yang membunuh ratusan ribu kucing di Siprus, Inggris, dan Polandia.

“Kejadian itu menjadi alarm bagi kita semua. Virus ini berpotensi menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia,” katanya.

Guru Besar IPB University, Prof Ronny Rachman Noor [Suara.com/IPB University]

Dampak Ekologis dan Sosial

Ledakan populasi kucing liar bukan hanya masalah kesehatan. Di Australia, misalnya, kucing liar menjadi predator yang mengancam satwa asli.

Jumlahnya mencapai 7 juta ekor di berbagai wilayah, menekan keanekaragaman hayati.

Di Jakarta, masalah ini juga diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat.

Banyak pemilik kucing tidak melakukan sterilisasi, lalu membuang anak kucing yang tak terurus ke jalanan.

“Kebiasaan seperti ini membuat populasi kucing liar semakin sulit dikendalikan,” jelas Prof Ronny.

Solusi: Sterilisasi Massal

Sterilisasi disebut sebagai cara paling efektif mengendalikan populasi. Namun, biayanya tidak murah: Rp250 ribu – Rp400 ribu per ekor, tergantung jenis kelamin.

Proses ini pun harus dilakukan dokter hewan.

Tahun ini, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Jakarta Selatan menargetkan sterilisasi terhadap 2.300 ekor kucing liar. Meski begitu, jumlah itu masih jauh dari cukup.

“Pemerintah kota harus bekerja sama dengan komunitas pencinta kucing. Program sterilisasi perlu dilakukan berkelanjutan, bukan sekali jalan. Kalau tidak, populasi kucing liar di Jakarta akan terus jadi masalah besar,” tegas Prof Ronny.

Load More