- Rocky Gerung menilai Mahfud MD punya "surplus intelektual", cocok jadi presiden dengan etikabilitas tinggi.
- Ia berminat menjadi pendukung utama bila Mahfud MD nantinya mencalonkan diri
- Rocky Gerung menekankan bahwa menjadi presiden bukan hanya soal popularitas, melainkan harus lulus dua ujian penting
SuaraJakarta.id - Pengamat politik Rocky Gerung tidak sungkan memuji Mahfud MD, bahkan menganggapnya sebagai satu-satunya tokoh yang layak memimpin Indonesia berdasarkan kriteria yang fundamental.
"Dari awal sudah saya deteksi bahwa Mahfud MD itu adalah orang yang surplus intelektual," aku Rocky, dikutip dari youtube Mahfud MD, Selasa (24/9/25).
Keyakinan Rocky ini beralasan. Ia menilai bahwa konstitusi Indonesia akan berada di tangan yang tepat jika dipimpin oleh seorang ahli hukum tata negara seperti Mahfud.
Keyakinan tersebut mendorong Rocky untuk secara serius menyatakan kesediaannya menjadi pendukung utama jika Mahfud MD maju sebagai kandidat presiden.
"Dulu saya itu yang pertama kali ingin Pak Mahfud jadi presiden. Kalau di Indonesia ini ahli konstitusinya seperti Pak Mahfud, bagus itu Indonesia. Saya orang pertama yang mau jadi timnya kalau Pak Mahfud mencalonkan presiden," urainya.
Ia menambahkan, "Saya sebut itu, dan itu saya serius bilang itu,” tegasnya.
Rocky Gerung menekankan bahwa menjadi presiden bukan hanya soal popularitas, melainkan harus lulus dua ujian penting: etikabilitas dan intelektualitas.
"Saya tidak bergurau itu saya serius," ucap Rocky. "Karena waktu itu saya punya prinsip calon presiden itu dia mesti lulus pertama bukan elektabilitas, tetapi etikability, etikabilitas Pak Mahfud mesti lulus," jelasnya.
Setelah lolos etika, barulah seorang calon presiden harus diuji intelektualitasnya.
Baca Juga: Alasan Netizen Kecewa dengan Reshuffle Prabowo: Ada Apa dengan Qodari dan Nasbi?
"Lapisan kedua adalah intelektualitas, Mahfud MD pasti lulus. Baru kita ijinkan dia uji Elektabilitas," papar Rocky.
Ia mengkritik kondisi politik saat ini yang seringkali mengedepankan elektabilitas tanpa mempertimbangkan dua fondasi penting tersebut, menghasilkan pemimpin yang defisit etika dan pengetahuan.
"Nah sekarang calon presiden itu justru diuji Elektabilitas dulu, padahal dia defisit intelektualitas, defisit etikabilitas," imbuhnya.
"Jadi waktu itu didalam pikiran saya hanya Mahfud MD yang lolos lulus etikability, lulus intelektuality, baru lulus electability. Ke depan mestinya gitu prinsipnya," pungkasnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
Terkini
-
Jakarta Darurat Polusi! Rano Karno Usul Car Free Day di Seluruh Kota
-
Sentil Capres Lain, Rocky Gerung: Mahfud MD Satu-satunya yang Penuhi Syarat Fundamental
-
5 Link Aktif DANA Kaget Dan Cara Klaim Saldo DANA Gratis
-
Rizky Ridho Hengkang? Pelatih Persija Buka Suara Soal Transfer ke Luar Negeri
-
11 Ilmuwan BRIN Masuk Top 2% World Ranking Scientist