- Mayat ditemukan pada Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB itu atas nama Mardiyanto
- Bekerja sebagai operator kontrol air mancur Patung Kuda
- Saksi membuka tutup bak kontrol dan melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia
SuaraJakarta.id - Petugas operator kontrol air mancur Patung Kuda, Jakarta Pusat, ditemukan tewas di kawasan patung itu, pada Rabu pagi, yang diduga akibat tersetrum.
"Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi terlentang di dalam bak kontrol pompa air Patung Kuda," kata Kanit Reskrim Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat Kompol Dimmas Adhit Putranto di Jakarta, Rabu (12/11).
Menurut dia, mayat yang ditemukan pada Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB itu atas nama Mardiyanto yang bekerja sebagai operator kontrol air mancur Patung Kuda.
Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan rekan kerja korban, sekitar pukul 08.00 WIB ketika saksi ingin bekerja mengecek bak kontrol pompa air, saksi melihat ada kabel yang tersambung.
Kemudian, kata Dhimmas, saksi menduga bahwa rekan kerjanya sudah berada di bawah, selanjutnya saksi memanggil korban.
Namun, korban tidak merespon. Saksi pun membuka tutup bak kontrol dan melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Dengan kejadian tersebut saksi meminta bantuan kepada petugas kepolisian yang berada di sekitar Sapta Pesona Patung Kuda," ujarnya.
Polisi baru mengevakuasi korban pada pukul 09.40 WIB dan membawa jenazah korban ke RSCM yang didampingi pihak keluarga.
Patung Kuda Arjuna Wijaya
Baca Juga: Senjata Api Penembakan di Tanah Abang Berasal dari WNA Timor Leste, Begini Modusnya
Patung Kuda Arjuna Wijaya, dikenal juga sebagai Patung Asta Brata atau Patung Kuda Indosat, merupakan salah satu landmark terkenal di Jakarta.
Patung ini terletak di perempatan Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan MH Thamrin, tepat di depan Gedung Indosat dan dekat Monumen Nasional (Monas).
Patung ini menggambarkan tokoh Arjuna yang sedang menaiki kereta perang yang ditarik oleh delapan ekor kuda, dipandu oleh Batara Kresna, diambil dari kisah epos Mahabharata.
Delapan kuda tersebut melambangkan delapan ajaran kepemimpinan (Asta Brata).
Karya ini dibuat oleh seniman Nyoman Nuarta dan diresmikan pada 1987 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Pembangunannya merupakan hadiah dari Bank Indonesia kepada Pemerintah DKI Jakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
-
5 Mobil Bekas Tipe Tertinggi, Fitur Lengkap Tapi Harganya Sudah Jatuh
-
Cek Fakta: Viral Christian Panucci Jadi Pelatih Timnas, Benarkah?
-
Ditelepon Dasco yang Rindu Istighosah, Gus Miftah Langsung Gelar Doa Bersama untuk Negeri
-
Cek Fakta: Viral PBB Tetapkan Banjir Sumatera Jadi Bencana Internasional, Benarkah?