Rully Fauzi
Senin, 22 Desember 2025 | 12:10 WIB
Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PMB PTKIN) 2026 di Jakarta diluncurkan secara simbolis oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. [dok.pribadi]
Baca 10 detik
  • PMB PTKIN 2026 resmi diluncurkan dengan tema Pendidikan Islam Ramah Difabel sebagai komitmen inklusivitas.

  • Sistem seleksi ditransformasi (SPAN & UM-PTKIN) agar lebih aksesibel bagi calon mahasiswa difabel sejak pendaftaran.

  • Kualitas PTKIN kompetitif, lebih dari 60% berakreditasi Unggul, dengan PAI tetap jadi prodi paling diminati.

SuaraJakarta.id - Kementerian Agama Republik Indonesia resmi meluncurkan tahapan Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PMB PTKIN) tahun 2026 di Jakarta, Senin (22/12/2025).

Diluncurkan secara simbolis oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, PMB PTKIN kali ini mengusung tema besar "Pendidikan Islam Ramah Difabel", sekaligus menegaskan komitmen perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama untuk menghadirkan akses pendidikan tinggi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan, PTKIN di Indonesia harus berlomba menjadi institusi yang inlusif dan ramah bagi penyandang disabilitas, tak lain sebagai wujud nyata implementasi nilai-nilai agama dalam bentuk akses pendidikan.

"Tahun 2026 ini kita mempertegas bahwa tidak boleh ada calon mahasiswa yang terhambat mimpinya karena keterbatasan fisik, semangat inklusivitas ini adalah manifestasi dari nilai-nilai Islam yang memanusiakan manusia," ujar Nasaruddin Umar.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menuturkan, PMB PTKIN tahun ini merupakan buah dari transformasi sistem SPAN dan UM-PTKIN yang dirancang sedemikian rupa guna mengakomodasi kebutuhan calon mahasiswa kebutuhan khusus sejak tahap awal pendaftaran.

"Kami melakukan trasformasi melalui pengenalan sistem pemetaan disabilitas dan sistem rekomendasi peminatan, tujuannya agar pihak kampus dapat menyiapkan sekema pendampingan yang tepat sejak dini, sehingga mahasiswa difabel dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan optimal," tutur Suyitno.

Di lokasi yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron menuturkan, dengan berbagai inovasi yang dilakukan Panitia Nasional PMB PTKIN, pihaknya berharap dapat menjaring calon mahasiswa PTKIN yang berkualitas, sehingga proses transfer ilmu dapat berjalan dengan cukup baik.

"Selamat atas diluncurkannya PMB PTKIN Tahun 2026, semoga PMB tahun ini bisa menghasilkan calon mahasiswa yang betul-betul qualified dan tentunya bisa kita didik dengan cukup baik, dan tentu saja agar ilmu yang diterima mereka dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, serta lebih luas lagi bagi bangsa dan negara," ungkap Sahiron.

Sebagai informasi, berdasarkan data resmi Panitia Nasional PMB PTKIN dan rilis dari berbagai Universitas Islam Negeri (UIN) untuk tahun akademik 2024/2025, tren prodi favorit menunjukkan dominasi di bidang Pendidikan, Ekonomi Syariah, dan Psikologi.

Secara konsisten, Pendidikan Agama Islam (PAI) menempati urutan pertama sebagai prodi dengan pendaftar terbanyak di hampir seluruh jalur (SPAN-PTKIN maupun UM-PTKIN).

Sebagai contoh, Program Studi PAI di UIN Sunan Kalijaga secara rutin menempati peringkat pertama dalam jumlah peminat di jalur seleksi keagamaan.

Pada jalur UM-PTKIN 2025, PAI kembali menjadi prodi paling diminati dengan total 1.473 pendaftar, mengungguli prodi lain seperti Ekonomi Syariah dan Komunikasi Penyiaran Islam.

PMB PTKIN 2026 memiliki daya tarik tersendiri, dari total 59 institusi PTKIN, sebanyak 36 diantranya telah memperoleh status akreditasi tertinggi yakni Unggul, di mana angka lebih dari 60% Unggul ini mencerminkan standar kualitas yang kompetitif di tingkat nasional.

PMB PTKIN 2026 terbagi dalam dua jalur utama:

1. Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN)

Load More