Meski demikian, Bima mengatakan pihaknya juga akan melakukan evaluasi. Sebab, berdasarkan hasil survei itu diketahui bahwa sebagian besar warga Bogor tidak teredukasi dengan baik soal virus Covid-19.
"Poin kedua secara ekonomi 90 persen warga terpapar secara ekonomi, jadi bisa dibayangkan ketika tidak teredukasi tidak paham dan secara ekonomi terpapar kemudian mereka kita lockdown tanpa dibantu secara ekonomi, itu gak mungkin," kata Bima.
![Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Dedie A Rachim. [Foto: Ayobogor.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/12/74796-wali-kota-dan-wakil-wali-kota-bogor-bima-arya-dan-dedie-a-rachim.jpg)
Butuh Biaya
Di samping itu, Bima menjelaskan bahwa penerapan PSBB total membutuhkan personel yang cukup guna terjaminnya kelancaran kebijakan tersebut.
Baca Juga:Diminta Tak Keluar Rumah 2 Pekan, Warganet: Waduh Kontrakan Ga Kebayar
Terkhusus soal kebutuhan biaya untuk bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang terdampak PSBB.
"PSBB butuh anggaran bansos yang cukup baik dari APBD maupun APBN. Kalau tidak jelas, tidak mungkin, yang ada kita semakin menyengsarakan," paparnya.
Sebab itu, kedepannya dalam menangani sebaran Covid-19, Bima Arya lebih memilih bakal melanjutkan kebijakan PSBMK dengan memperkuat sejumlah aturan.
"Bagi kami yang diperkuat adalah edukasi dengan libatkan dokter dan tokoh agama lebih masif. Kedua penguatan protokol kesehatan yang kooperatif melibatkan semua, rumusannya disampaikan Senin nanti secara resmi untuk mengumumkan bagaimana konsep PSBMK ke depan," pungkas Bima Arya.
Baca Juga:Dukung Kebijakan Anies, F-PAN DPRD: PSBB Total Sudah Sesuai Arahan Jokowi