Siapa Pria di Balik Video Call WhatsApp Pamer Kelamin ke Mahasiswi UIN?

Teror alat vital pria di video call WhatsApp itu menyasar mahasiswi kampus tersebut.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 29 September 2020 | 17:17 WIB
Siapa Pria di Balik Video Call WhatsApp Pamer Kelamin ke Mahasiswi UIN?
ilustrasi video porno

SuaraJakarta.id - Pihak Universitas UIN Alauddin Makassar lagi mencari pelaku di balik teror alat vital pria di video call WhatsApp.

Teror alat vital pria di video call WhatsApp itu menyasar mahasiswi kampus tersebut. Tercatat sudah 12 mahasiswi jadi korban.

Pihak kampus mencurigai pelaku teror adalah orang sekitar kampus. Apabila terbukti, pelaku yang melakukan teror kelamin adalah warga kampus, UIN Alauddin akan memberikan sanksi akademik dan melaporkan sebagai tindak pidana.

"Itu yang mau kita cari (pelaku). Ini kan baru berjalan, karena juga wajah tidak ada. Yang kelihatan cuma pusar ke bawah dan lutut ke atas," kata Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar Bidang Kemahasiswaan Darussalam ditemui Suara.com di Gedung Rektorat, Kampus II UIN Alauddin, Gowa, Selasa (29/9/2020).

Baca Juga:Kisah LI, Mahasiswi UIN Korban Teror Alat Vital Pria di Video Call WhatsApp

Belasan mahasiswi diteror alat kelamin dalam panggilan telepon via WhatsApp dari orang tak dikenal. Mereka pun mengalami trauma.

Kelamin pria itu muncul dalam panggilan telepon via video call WhatsApp.

Peristiwa pertama yang dilaporkan pada Jumat (18/9/2020) lalu.

Hal ini terungkap berdasarkan laporan di Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Alauddin Makassar. Jumlah korban mahasiswi sudah mencapai 12 orang.

Semua korban ini umumnya berasal dari fakultas yang sama, yakni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Baca Juga:Teror Alat Vital Pria ke Mahasiswi UIN Sering Terjadi Sejak Kuliah Online

"Video call itu kan dengan menggunakan nomor. Dua nomor yang dipakai oleh pengirim (pelaku) sudah sementara menjadi bahan laporan di pihak kepolisian. Meskipun nomor ini dibuang, tetap akan ketahuan siapa pelakunya. Jadi kita akan tunggu," kata Darussalam.

Dengan adanya kejadian itu, Darussalam berharap agar para mahasiswi di UIN Alauddin yang pernah menjadi korban teror kelamin tersebut dapat segera melapor ke PSGA untuk dapat ditindaki.

"Mau menyampaikan, jangan mendiamkan. Mana PSGA tahu kalau ada kasus seperti itu kalau dia tidak menyampaikan. Kan banyak anak-anak kita mendiamkan," tutur Darussalam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini