Klaster Keluarga Jadi Penyebab Kota Bogor Zona Merah Virus Corona

Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan saat ini total kasus positif aktif di Kota Bogor sebanyak 179 atau meningkat sebanyak 15 persen dibanding pekan sebelumnya.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 Oktober 2020 | 08:08 WIB
Klaster Keluarga Jadi Penyebab Kota Bogor Zona Merah Virus Corona
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. (Suara.com/Andri)

SuaraJakarta.id - Klaster keluarga mendominasi sumber penularan virus corona di Kota Bogor. Ini juga diklaim sebagai penyebab Kota Bogor jadi zona merah virus corona.

Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan saat ini total kasus positif aktif di Kota Bogor sebanyak 179 atau meningkat sebanyak 15 persen dibanding pekan sebelumnya.

"Untuk komposisi kalo kita dalami sebagian besar klaster keluarga dari 179 total kasus, sebanyak 118 itu berasal dari klaster keluarga," ujar Bima Arya di halaman Balai Kota Bogor, Senin (5/10/2020) kemarin.

Kemudian komposisi selanjutnya ada klaster perkantoran yakni sebanyak 32 persen, klaster fasilitas kesehatan sebanyak 29 persen, klaster Jakarta dan luar daerah 19 persen, klaster acara keluarga 4 persen, transmisi lokal 7 persen, klaster transportasi 2 persen dan klaster restoran serta minimarket 3 persen.

Baca Juga:Kilah Wali Kota Bogor Bima Arya Dangdutan Tak Pakai Masker: Jaga Jarak

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Rabu (30/9/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Rabu (30/9/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

Sementara itu, Bima mengatakan saat ini perkantoran menjadi klaster sebaran Covid-19 paling berbahaya di Kota Bogor.

"Saat ini paling berbahaya adalah klaster perkantoran," ujar Bima.

Dia menjelaskan, klaster perkantoran paling berbahaya sebab data yang dimiliki Satgas Covid-19 Kota Bogor menunjukkan, klaster ini kemudian menjadi faktor penyebab tingginya sebaran Covid-19 pada klaster keluarga.

"Jadi klaster pertama (tertinggi) ada keluarga kedua perkantoran, tapi ketika klaster keluarga itu dibedah (di-tracing) komposisi terbesar itu berasal dari tempat kerja atau perkantoran dan luar kota, jadi keluarga tertular dari tempat kerja," jelas Bima.

Menurut Bima, klaster perkantoran juga berbahaya sebab karyawan kantor menghabiskan waktu yang lama dalam sebuah ruangan bersama dengan rekan-rekannya.

"Kantor ruangannya tertutup, (karyawan) bersama-sama dari pagi sampai sore atau malam, lepas masker dan sebagainya dan kantin perkantoran juga bisa jadi sumber penularan di kantor," katanya.

Baca Juga:Aksi Joget Dangdut Wali Kota Bogor Bima Arya, Tapi Tak Pakai Masker

Oleh sebab itu pihaknya kata Bima akan memperketat protokol kesehatan di perkantoran.

Pria misterius tewas mendadak di samping Gedung DPRD Kota Bogor, Rabu (23/9/2020).
Pria misterius tewas mendadak di samping Gedung DPRD Kota Bogor, Rabu (23/9/2020).

"Kami imbau seluruh warga Bogor yang bekerja di kantor kita pastikan WFH 50 persen agar ditaati, dibatasi rapat dalam ruangan, diperhatikan ventilasinya, sebaiknya bawa makan dari rumah sehingga tak berkumpul di kantin atau beli makanan di tempat lain," kata Bima.

Ke depan dua klaster tertinggi yakni klaster keluarga dan perkantoran akan menjadi fokus kebijakan penanganan Covid-19 ke depannya.

"Fokus ke depan betul-betul fokus di perkantoran dan pemukiman, RW siaga akan ditingkatkan dan disiplin protokol kesehatan diperkantoran ditingkatkan," kata Bima.

Saat ini Kota Bogor masih berada pada status zona merah Covid-19. Hal itu disebabkan karena lonjakan kasus positif.

Untuk menekan angka sebaran Covid-19 pihaknya masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini