SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan cemas kasus Covid-19 berpotensi melonjak akibat adanya aksi massa menolak UU Cipta Kerja yang berlangsung sejak, Senin-Jumat (5-9/10/2020) lalu.
"Justru yang kami khawatir dengan sangat serius potensi lonjakan kasus, akibat demo yang terjadi di berbagai daerah termasuk di Jakarta," kata Anies di Jakarta, Sabtu (10/10/2020).
Anies mengatakan potensi ancaman penambahan jumlah pasien Covid-19 usai aksi unjuk rasa itu akan terdata sekitar sepekan atau dua pekan mendatang.
![Barisan polisi membentuk barikade untuk menahan massa demonstran yang menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law di Kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis (8/10). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/09/16594-demo-tolak-omnibus-law-suaracomalfian-winanto.jpg)
Dia menyatakan lonjakan Covid-19 tidak akan langsung. Namun menunggu satu hingga dua pekan.
Baca Juga:Kericuhan Demo UU Ciptaker: 5.918 Diamankan, 240 Proses Pidana, 87 Ditahan
"Mudah-mudahan tidak terjadi," Anies berharap.
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi tolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI pada beberapa titik di wilayah Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Aksi yang awalnya berjalan tertib berujung ricuh, bahkan sejumlah fasilitas umum, seperti halte MRT, Halte TransJakarta, serta pos polisi dibakar massa.

Petugas Polda Metro Jaya telah melakukan rapid test terhadap 1.192 orang yang diamankan saat berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. [Antara]
Baca Juga:Pesan Aa Gym soal Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja