Kisah Bangun Siregar Berjuang Lepas dari Jeratan Corona

Dandim 0510 Tigaraksa Letkol Bangun Siregar menjadi tentara pertama yang menjadi pasien isolasi Covid-19 di Hotel Yasmin.

Rizki Nurmansyah
Senin, 12 Oktober 2020 | 20:26 WIB
Kisah Bangun Siregar Berjuang Lepas dari Jeratan Corona
Dandim 0510 Tigaraksa Letkol Bangun Siregar mengungkap pengalamannya berjuang dari infeksi Corona saat ditemui di kantornya, Senin (12/10/2020). [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]

SuaraJakarta.id - Bangun Siregar memiliki pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup saat dinyatakan terjangkit virus Corona. Bagaimana tidak, pengalaman itu membuatnya menjadi ingat akan mati.

Setelah dinyatakan positif Covid-19, Komandan Kodim (Dandim) 0510 Tigaraksa berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) itu menjalani isolasi di Hotel Yasmin pada 25 September lalu.

Hotel Yasmin memang disiapkan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk merawat pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala.

"Saat masuk ke Hotel Yasmin suasana seperti mencekam. Saya sudah berpikir buruk, sudah keingat mati saja karena corona," ujarnya saat ditemui Suara.com di kantornya, Senin (12/10/2020).

Baca Juga:DPRD Klaim Tolak Omnibus Law, Mahasiswa: Jangan Cari Panggung Pak

Pikiran akan mati terus terbayang di kepala. Bahkan, bapak empat anak ini merasa cemas tak bisa bertemu lagi dengan keluarga hingga rekan sejawat.

"Dua hari saya berpikir buruk terus di Hotel Yasmin. Saya cemas pertemuan dengan keluarga, bupati, menjadi yang kemarin-kemarin saja," ungkapnya.

Anggota TNI mengoperasikan mobil gunners spraying saat penyemprotan cairan disinfektan di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]
Anggota TNI mengoperasikan mobil gunners spraying saat penyemprotan cairan disinfektan di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]

Namun sebagai seorang tentara dan juga komanda, Bangun tak mau larut dalam perasaan cemas itu. Berkat dukungan keluarga hingga timbul tekad kuat, ia mencoba untuk sembuh.

Langkah pertama yang dilakukannya membuat dirinya selalu dalam suasana hati senang. Suasana kebatinan itu diciptakan selama menjalani isolasi.

"Covid itu belum ada obatnya. Jadi, yang pertama saya tanamkan adalah hati senang. Caranya, kalau saya mendengarkan musik," tuturnya.

Baca Juga:Minta UU Ciptaker Ditangguhkan, Ini Isi Surat Walkot Tangerang untuk Jokowi

"Saya pasang musik yang saya sukai, reggae, RNB dan lainnya di kamar. Hal itu mengobati suasana kebatinan. Kalau enggak gitu stres," sambungnya.

Bangun menuturkan, mendengarkan alunan musik merupakan hal yang juga diterapkan dalam kegiatan olahraga bersama para pasien lainnya.

"Saya yang aplikasikan dalam kegiatan olahraga setiap pagi dan sore itu juga diselingi dengan musik. Saya pasang musik poco-poco untuk mengiringi," tuturnya.

"Jadi selain kita mendapat terapi dengan badan dijemur dan olahraga, hati tetap senang karena ada alunan musik. Dan saya melihat mereka menikmati, tidak ada rasa cemas," paparnya.

Petugas keamanan berjaga di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]
Petugas keamanan berjaga di Hotel Yasmin yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]

Suasana Kekeluargaan

Saat menjalani isolasi di Hotel Yasmin, Bangun membuang statusnya sebagai orang nomor satu di Kodim Tigaraksa.

"Saya memposisikan diri saya bukan sebagai komandan. Tapi saya sebagai warga biasa sama dengan mereka. Jadi membaur dan menciptakan suasana kekeluargaan," sebutnya.

Bangun menuturkan, rutinitasnya selama di Hotel Yasmin selalu melakukan kegiatan yang menyenangkan. Bahkan merumpi juga jadi bagian kegiatannya.

"Kadang saja di sana saling tanya mencari pasien yang sempat gabung kegiatan, tapi tidak ada. Pasien itu ke mana tuh, sudah lulus (sembuh) ya dari Yasmin. Sambil ketawa-tawa," paparnya.

Bangun melakukan isolasi di Hotel Yasmin selama delapan hari. Dia dinyatakan sembuh setelah hasil swab menunjukkan negatif.

"Saya tentara pertama yang diisolasi disitu. Karena rasa kekeluargaaan erat, saya dinyatakan sembuh dan boleh pulang, rasanya berat," tuturnya.

"Akhirnya saya pulang ke rumah menjalani isolasi di rumah karena saran dokter. Selama 3 hari di rumah sampai saya tugas lagi di tanggal 6 itu mengamankan aksi demo buruh," imbuhnya.

Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri di hotel karantina COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (24/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri di Hotel Yasmin karantina COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (24/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]

Jangan Isolasi di Rumah

Menurut Bangun, masyarakat seharusnya tidak perlu merasa khawatir yang terlalu berlebihan jika menjalani isolasi di Hotel Yasmin.

"Saran saya ke Yasmin, karena di rumah itu belum tentu bisa disiplin. Di Yasmin kita pasti bisa disiplin karena ada kegiatan di sana dan ada kekeluargaan," tuturnya.

"Kalau fasilitas jangan ditanya. Di Yasmin, enak tempa tidurnya empuk, ada TV, Wifi, dan lainnya. Jadi mending di Yasmin daripada di rumah takut menularkan," sebutnya.

Gejala Pegal dan Mati Rasa

Bangun menjelaskan kronologi ia merasakan gejala terinfeksi Corona. Seperti badan pegal hingga mati rasa. Hal itu dirasakan sampai berhari-hari.

"Yang saya rasakan pegal-pegal seluruh tubuh. Itu dua hari. Di hari ketiga saya enggak bisa cium bau, padahal udah di semprot parfum," paparnya.

"Saya di situ sudah ada rasa kena Corona. Saya langsung memutuskan untuk swab mandiri. Dan hasilnya benar dugaan saya positif," lanjutnya.

Pasien tanpa gejala COVID-19 yang diantar dengan mobil ambulans dari Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk tiba di Hotel U Stay Mangga Besar, Sawah Besar, Jakarta, Senin (28/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Pasien tanpa gejala COVID-19 yang diantar dengan mobil ambulans dari Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk tiba di Hotel U Stay Mangga Besar, Sawah Besar, Jakarta, Senin (28/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Uniknya, saat ketahuan hasil test swab positif, Bangun menceritakan hal itu kepada Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

"Selain pertama dengan keluarga, saya kasih tahu ke bupati. Izin pak saya positif. Jangan ketemu saya dulu yah. Saya juga mau isolasi," paparnya.

"Awalnya saya juga malu ngomong seperti itu. Karena status saya pejabat publik. Tapi yah sudah dicoba untuk tegar," sambung pungkas Bangun Siregar.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini