SuaraJakarta.id - Potongan video beredar di media sosial berisi rekaman seseorang yang disebut sebagai pelaku begal pesepeda tertangkap dan dipukuli oleh lelaki berpakaian seragam hijau.
Dalam keterangan video, dituliskan bahwa pria yang tengah dipukuli itu merupakan pelaku yang membegal Marinir Kolonel Pangestu Widiatmoko saat bersepeda.
Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @Miduk17, Rabu (28/10/2020) sekitar pukul 21.23 WIB.
"Siapa suruh begal marinir. Habislah kau. Untung ada di kantor polisi, kalo Marinir yang nyari dikuliti sampe kering. #begalmarinir," kicau @Miduk17 seperti dikutip Suara.com, Kamis (29/10/2020).
Baca Juga:Marak Begal Pesepeda di Jakarta, Polisi Terima 5 Laporan di Bulan Oktober
Dalam video berdurasi 2 menit 3 detik itu, terlihat seorang pria yang disebut sebagai pelaku begal pesepeda itu bertelanjang dada.
Tangan lelaki itu dalam kondisi terikat. Tak hanya itu, dia juga sedang dipukuli oleh sejumlah orang berpakaian loreng-loreng.
Pria tersebut tampak kesakitan dan memohon ampun, tatkala dipukuli atau dipecut dengan benda seperti selang.
"Ampun ndan, ampun ndan, astagfirullah," ujar pria dalam video tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto memastikan bahwa pria yang disebut-sebut sebagai pelaku begal pesepeda terhadap perwira Marinir dalam video tersebut tidak benar.
Baca Juga:Terkuak dari CCTV, Pelaku Begal Marinir di Dekat Istana Tunggangi 2 Motor
Menurut dia, pelaku begal terhadap Kolonel Pangestu hingga kekinian masih dalam pengejaran.
"Tidak benar," kata Heru.
Perwira Marinir
Seorang perwira Marinir Kolonel Pangestu Widiatmoko sebelumnya menjadi salah satu korban begal pesepeda.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (26/10) pagi.
Ketika itu, Pangestu tengah bersepeda di sekitar Gedung Kementerian Pertahanan dipepet oleh pelaku yang mengemudikan sepeda motor.
Kemudian pelaku berupaya merampas tas miliknya. Namun, Pangestu berupa melawan hingga akhirnya terjatuh dan mengalami luka robek di pelipis kiri serta memar di kepala bagian belakang.
Tak lama, sang pelaku begal langsung tancap gas ke arah Jalan Sudirman. Sementara itu, Kolonel Pangestu langsung diselamatkan oleh Briptu Angga dan Security Pengamanan Dalam Monas.
Tak hanya mengalami luka-luka, sepeda yang dibawa Kolonel Pangestu juga rusak akibat terjatuh saat dijambret.
Berdasar hasil penyelidikan sementara, polisi menduga bahwa pelaku begal terhadap Pangestu menggunakan dua sepeda motor.
Dugaan tersebut muncul setelah penyidik memeriksa sejumlah kamera pengintai alias CCTV di sekitar lokasi kejadian.
"Petunjuk awal dari CCTV ada dua sepeda motor yang diduga pelaku," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Menurut Yusri, aksi begal yang menyasar pesepeda akhir-akhir ini memang marak terjadi di wilayah Jakarta.
Dia mengungkapkan sepanjang bulan Oktober 2020 ini pihaknya telah menerima lebih dari tiga laporan terkait kasus begal pesepeda. Satu pelaku diantaranya pun telah berhasil ditangkap.
"Yang melapor Oktober saja ada sekitar lima kasus. Ini kita dalami dan ada satu kasus yang sudah ditangkap," kata dia.
Yusri meyakini, aksi begal pesepeda yang terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya lebih dari laporan yang diterimanya.
Sebab, berdasar keterangan satu pelaku yang diamankan saja mengaku telah melakukan aksi begal sebanyak tujuh kali.
"Kami masih dalami semuanya. Memang sedang marak kejadiannya," ungkapnya.
Kekinian, Polda Metro Jaya pun mengklaim telah membuat tim khusus guna menindak dan mengejar para pelaku begal yang menyasar pesepeda.
Tim khusus pemburu pelaku begal pesepeda itu dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.
"Polda Metro Jaya telah membentuk tim, Kapolda menyampaikan tim ini dibentuk di bawah pimpinan Dirreskrimum untuk mengungkap begal-begal yang ada," ujarnya.
Selain itu, para pesepeda juga diimbau untuk tetap waspada. Khususnya saat melintas di kawasan sepi.
"Kami mengimbau kepada para pesepeda tolong menjaga safety diri sendiri jangan bersepeda ditempat-tempat sepi itu pertama. Kedua jika bersepeda jangan sendiri kalau bisa berkelompok untuk menghilangkan rumus N + K atau niat dan kesempatan pelaku."