SuaraJakarta.id - Seorang kakek bernama Sotong tewas di tengah kerumunan massa penjemput Habib Rizieq Shihab di Slipi, Jakarta Barat Selasa (10/11/2020). Kakek Sotong tewas karena keget massa penjemput Habib Rizieq yang banyak.
Kakek yang berusia 73 tahun itu merupakan warga Kampung Cikarawang, RT04/04, Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Anak dari almarhum Sotong yakni Oting mengatakan, bahwa ayahnya sudah disemayamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kampung Cikarawang.
"Almarhum sudah dimakamkan kemarin (10/11/2020) malam, di TPU Kampung Cikarawang," kata Oting kepada SuaraJakarta.id saat ditemui di kediaman almarhum, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga:Teramat Senang Idola Pulang, FPI Jatim Pingin Nempel Habib Rizieq Terus
Orangtuanya itu ternyata sudah mempunyai riwayat penyakit jantung sudah lama.

"Orangtua saya itu punya penyakit jantung, jadi mungkin kaget lihat kerumunan orang akhirnya meninggal. Saya tidak mempermasalahkan yang penting almarhum tenang," jelasnya.
Lanjut Oting, saat mendengar kabar bahwa orang tuanya meninggal, pihak keluarga langsung menjemput jasad almarhum menggunakan mobil desa ke Rumah Sakit Cipto.
"Mendengar kabar itu, kita langsung ke RS Cipto. Saat sampai disana kemudian almarhum dibawa pulang menggunakan mobil ambulance," ucap anak pertama tersebut.
Masih kata Oting, orang tuanya itu berprofesi sebagai pedagang ikan basan, dan biasa berjualan di Pasar Tanah Abang Jakarta.
Baca Juga:Iwan Fals Dibilang 'Seniman Dengki' Usai Unggah Foto Massa HRS di Soetta
"Almarhum itu pulang seminggu sekali ke sini (Kampung Cikarawang), berjualan ikan basah di Tanah Abang Jakarta," imbuhnya.
"Almarhum itu berangkat kemarin itu hari Senin sore, dan Selasa jualan. Saya juga sempat kaget mendengar bapak dikabarkan meninggal, tapi saya tanya lebih pasti lagi ke warga yang juga jualan di sana (Tanah Abang) ternyata benar meninggal," sambungnya.
Hal senada juga diutarakan anak almarhum Sotong, yakni Omas. Sebelum berangkat bapaknya pada Senin (9/11/2020) sempat dilarang.
Namun almarhum tetap ingin berangkat, bahkan sebelum berangkat sempat main sama anak dan cucunya.
"Saya sempat larang untuk berangkat, kalau sendiri mah. Tapi katanya banyakan dan tetap aja berangkat, almarhum itu sempat main sama anaknya dan cucunya sebelum dikabarkan meninggal," katanya.
Menurut Imas, almarhum sudah berjualan berpuluh-puluh tahun dari semenjak remaja sampai akhirnya punya cucu.