SuaraJakarta.id - Seorang pemandi jasad laskar FPI ditembak mati melihat kondisi jenazah para syuhada FPI itu mengenaskan. Peluru tembus kepala dan badan 6 laskar FPI.
Bahkan hal mengerikan lain, ada luka bakar di tubuh jasad laskar FPI itu. Pemandi jasad laskar FPI itu diungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dihadiri oleh pihak keluarga korban dan sejumlah anggota DPR RI Komisi III.
Pria berpeci itu dengan lantang memberikan kesaksian dan temuannya ketika memandikan 6 jenazah laskar FPI ditembak mati di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
Dalam kesempatan berbicara di hadapan sejumlah anggota DPR, dia mengaku melihat sendiri kondisi enam orang jenazah yang tewas.
Baca Juga:Kematian Enam Laskar FPI Jadi Perhatian Dunia Internasional
Adapun sejumlah temuan yang dibeberkan olehnya ialah mata seorang laskar FPI tertembak peluru hingga tembus ke bagian belakang.
Kemudian ketika memandikan enam jenazah tersebut, anehnya hampir semua tubuh mereka memiliki bekas yang sama yakni peluru yang tembus hingga ke bagian belakang. Seorang di antaranya ditembak dari kepala bagian samping, tepatnya di sekitar area telinga.
“Terkait kondisi jenazah saya lanjutkan, saya melihat sendiri mata sebelah kiri ini seperti ada bekas peluru tembus kebelakang,” ujarnya.
“Kemudian ketika dimandikan, kondisinya hampir semua tubuh badan ini ada bekas lubang peluru tembus ke belakang, ada satu juga di kepala belakang telinga, tembus ke sini (ke bagian si lainnya), artinya dia (ditembak) dari samping,” sambungnya.
Tak berhenti sampai di situ, pihaknya juga mengaku menemukan luka bakar semacam siksaan di bagian belakang salah satu tubuh korban. Bahkan ada pula yang kulitnya terkelupas seperti terseret atau dikelupas oleh seseorang.
Baca Juga:Wakil Ketua MPR: Penembakan Enam Laskar FPI Jadi Perhatian Internasional
“Kemudian ada yang bekas luka bakar semacam disiksa di belakang. Kemudian ada juga yang terkelupas seperti terseret atau dikelupas gitu kulitnya,” tuturnya.
Kendati demikian, untuk menempuh jalur hukum dan penyidikan lebih lanjut, pihaknya mengaku telah menyiapkan dokumentasi yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk dipaparkan.
“Yang jelas sangat memilukan wujuh fisiknya (jenazah korban penembakan), tapi nanti dokumentasinya sudah kita siapkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengaku kecewa dengan sikap aparat yang melakukan autopsi secara sepihak.
Padahal pihak keluarga sendiri telah membuat surat pernyataan terkait perizinan untuk melakukan autupsi dan memandikan jenazah.
“Kemudian, mohon pimpinan perlu diketahui bahwa keluarga awalnya tidak pernah mengizinkan untuk autopsi dan kita memiliki surat pernyataan itu, jelas dan juga tak mengizinkan untuk dimandikan (oleh pihak aparat). Akan tetapi apa boleh buat pihak kepolisian melakukan itu (proses autopsi) secara sepihak,” imbuhnya.