Hal itu, lanjut Imbar, diperparah dengan banyaknya masyarakat yang rutin nongkrong setiap malam di warung kopi.
"Misalnya di daerah Pamulang yang banyak kos-kosan. Sampai saat ini tidak ada warung kopi atau kafe yang kosong. Artinya, tingkat kepatuhannya rendah. Karena kongkow-kongkow tak mungkin pakai masker, bercerita, merokok, dan ngopi," beber Imbar.
Imbar yang juga menjabat Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Tangsel menuturkan, tren kasus Covid-19 saat ini didominasi klaster keluarga.
“Lagi top sekarang klaster keluarga. Kesimpulan dari Dinkes, klaster keluarga muncul karena perintahnya isolasi mandiri di rumah, tapi rumahnya tidak memadai untuk dijadikan tempat isolasi mandiri," tuturnya.
Baca Juga:Catat Nih Buat Warga Jember, Berkerumun Saat Tahun Baru Bakal Dibubarkan
Imbar berharap, masyarakat lebih disiplin dan patuh menerapkan protokol kesehatan.
Tak hanya menjadi kewajiban, tapi menjadi kebutuhan agar tak terpapar Covid-19.
"Agar tak mengganas, semoga. Kenapa semoga? Ada tren baru di Indonesia dan ganasnya 10 kali lipat. Kita tidak tahu virus tren baru itu menempel pada siapa. Terpenting, tetap jaga kesehatan, bersyukur sambil berdoa. Tetap jaga imunitas tubuh dengan makan bergizi, jam tidur yang cukup dan disiplin pakai masker, cuci tangan serta jaga jarak," tutup Imbar.
Sebelumnya diberitakan, wabah corona di Tangsel semakin mengganas. Kini, status penyebarannya pun kembali menjadi membuat Tangsel zona merah atau resiko penyebaran tinggi.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Baca Juga:Warga Pekanbaru Dilarang Bikin Pesta Perayaan Malam Tahun Baru