Anies - Riza Tak Disuntik, Begini Efek Vaksin Bagi Penyintas Covid-19

Anies dan Riza merupakan penyintas atau orang yang sudah sembuh dari Covid-19.

Dwi Bowo Raharjo | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 14 Januari 2021 | 22:03 WIB
Anies - Riza Tak Disuntik, Begini Efek Vaksin Bagi Penyintas Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Ahmad Riza Patria (kanan) memberi salam usai pemilihan di Gedung DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin (6/4). [ANTARA FOTO]

SuaraJakarta.id - Gubernur Anies Baswedan dan Wakilnya Ahmad Riza Patria tak ikut divaksin covid-19 tahap 1 yang sudah dimulai Kamis (14/1/2021). Padahal, keduanya telah menyatakan bersedia divaksin.

Anies dan Riza merupakan penyintas atau orang yang sudah sembuh dari Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan Anies dan Riza tidak menjadi prioritas penerima vaksin. Sebab, keduanya sudah memiliki antibodi yang terbentuk karena menjadi penyintas Covid-19.

"Sebenarnya seorang penyintas begitu sudah pernah terinfeksi secara alami di dalam tubuh terbentuk antibodi sehingga penyintas tidak menjadi prioritas," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga:Tolak Vaksin, Ribka Beri Contoh Agar DPR Tak Cuma jadi 'Tukang Stempel'

Kendati demikian, tidak ada salahnya bagi penyintas seperti Anies dan Riza untuk disuntik vaksin. Malah jika menerima imunisasi, kekebalan atas virus corona akan meningkat dua kali lipat.

"Enggak (ada efek samping kalau penyintas disuntik vaksin). Jadi seandainya ada kejadian, karena tidak tahu. Kalian anak muda, selama ini ternyata positif, selama ini tidak terasa, tidak ada gejala padahal enggak pernah periksa, ya enggak apa-apa. Dalam tubuhnya kan sudah ada antibodi jadi ya dobel," jelasnya.

Pihaknya sendiri sudah menargetkan 7,9 juta warga penerima vaksin. Warga yang divaksin itu terdiri dari 130 ribu tenaga kesehatan, 500 ribu pelayan publik, tiga juta orang yang masuk kelompok rentan secara geospasial dan ekonomi, dua juta orang kelompok usaha dan 980 ribu kelompok lansia yang dinyatakan layak vaksinasi.

Kendati demikian, nantinya akan dipilah lagi jumlahnya. Sebab ada kriteria penerima vaksin seperti tidak boleh dalam kondisi mendetita hipertensi, penyakit akut atau sedang menjalani terapi jangka panjang.

"Kan di situ ada pengecualian, komorbid tidak divaksinasi. Jadi di dalam aplikasi memang tidak terlihat siapa saja yang sudah mendapatkan SMS blast, karena datanya satu pintu," pungkasnya.

Baca Juga:Muncul Efek Samping usai Vaksinasi, Warga Jakarta Bisa Datangi 21 RS Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini