SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan klarifikasi soal permintaan kepada pemerintah pusat (Pempus) untuk menangani Covid-19 di ibu kota. Ia membantah dianggap menyerah melalui tindakan itu.
Anies mengatakan permintaannya ke pempus bukan berarti tak mau lagi menangani Covid-19. Ia menyatakan hal itu tak ada hubungannya dengan yang ia maksud.
"Ingat waktu itu sempat disebutkan Jakarta angkat tangan, tidak bukan (menyerah) sama sekali," ujar Anies dalam diskusi virtual, Senin (8/2/2021).
Maksud sebenarnya, kata Anies, adalah agar pemerintah pusat meratakan kapasitas dan kualitas fasilitas kesehatan di daerah penyangga Ibu Kota dengan Jakarta. Sebab, menurutnya terjadi ketimpangan yang membuat pihaknya kerepotan.
Baca Juga:Roy Marten Umumkan Positif Covid-19
"Jakarta menginginkan agar daerah-daerah itu juga meningkatkan kapasitas perawatan, dan yang bisa bantu itu pemerintah pusat," jelasnya.
Menurut Anies, ketimpangan itu membuat banyak warga luar Jakarta yang memilih untuk dirawat di fasilitas kesehatan Jakarta dibandingkan tempat tinggalnya sendiri.
Bahkan dari total pasien Covid-19 di Jakarta, 24 persen di antaranya bukan warga Jakarta.
"ICU itu 24 persen digunakan oleh warga luar Jakarta. Jadi kalau ICU terpakai 80 persen, maka sesungguhnya yang warga Jakarta itu 80-24 jadi 56 persen. Inilah sesungguhnya potret Jakarta," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya meminta Presiden Joko Widodo mengambil alih penanganan Covid-19 di Ibu Kota.
Baca Juga:Jelang HUT Balikpapan, Kumulatif Kasus Kematian Covid-19 Capai 403 Kasus
Karena di luar wewenangnya, ia berharap pemerintah pusat bisa mendorong peningkatan fasilitas kesehatan di Bodetabek.
"Pak Gubernur berkoordinasi dengan pemerintah pusat berharap pemerintah pusat bisa mengambil alih, memimpin agar ada peningkatan fasilitas di sekitar Bodetabek," jelas Riza, Selasa (19/1/2021).