Cak Nun Ngamuk: Tidak Ada Islam Radikal, yang Radikal itu Pemerintah!

Agama Islam menghadirkan kebaikan, keadilan dan semangat berbagi kepada sesama. Jika tak ada Islam, manusia bisa bertengkar di mana-mana.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 30 Maret 2021 | 14:31 WIB
Cak Nun Ngamuk: Tidak Ada Islam Radikal, yang Radikal itu Pemerintah!
Cak Nun soal Islam Agama Arogan (YouTube/CakNun.com).

SuaraJakarta.id - Cak Nun ngamuk Islam Indonesia disebut radikal. Cak Nun tak setuju dengan sebutan Islam radikal. Sebab Islam membuat hidup manusia menjadi teratur.

Bahkan menurut Cak Nun, agama Islam menghadirkan kebaikan, keadilan dan semangat berbagi kepada sesama. Jika tak ada Islam, manusia bisa bertengkar di mana-mana.

Hal itu disampaikan Cak Nun di kanal Youtube Masyarakat Maiyah.

"Islam yang mengajarkan rasa syukur dan rasa syukur itu tidak ada di luar Islam. Dunia ini seharusnya bertengkar terus, tapi karena orang Islam pintar bersyukur, maka dunia menjadi aman. Indonesia sangat butuh Islam kalau ingin aman, karena orang Islam sangat pandai bersyukur," ujar Cak Nun.

Baca Juga:Pengacara Habib Rizieq Minta Polisi Penuhi Hak Terduga Teroris

"Jadi jangan selalu menjelek-jelekkan Islam. Lama-lama saya hilang kesabaran, ini saya masih sabar sampai sekarang. Kalau kamu selalu menjelek-jelekkan Islam, nanti saya laporkan kepada yang punya (Allah). Bila tak ada Islam, (orang-orang) pasti berantem terus," tegas Cak Nun.

Cak Nun soal Islam Agama Arogan (YouTube/Caknun.com).
Cak Nun soal Islam Agama Arogan (YouTube/Caknun.com).

budayawan bernama lengkap Emha Ainun Nadjib ini juga menganggap istilah radikal yang kerap disematkan kepada kelompok tertentu pada Islam sebenarnya bermula dari politik kanan di Amerika Serikat dan China. Pasalnya, menurut Cak Nun, AS dan China takut Islam kembali berjaya dan menguasai dunia.

Lebih parahnya, lanjut Cak Nun, narasi serupa turut dimainkan sejumlah pihak di dalam negeri di mana mayoritas penduduknya bahkan beragama Islam.

"Jadi tolong Pak Polisi, Pemerintah, jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekkan Islam, sebelum nantinya saya marah. Sebab, ada saatnya saya tidak diam seperti sekarang. Tidak ada di sini, Pak, tidak ada, tidak ada (Islam radikal)! Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus! Bila saya teruskan, saya mau berdebat nasional tentang ini," ujarnya.

Baca Juga:Pemprov DKI Bakal Sebar Duta Damai, Ajarkan Anak Sekolah Tidak Radikal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini