Selain pembeli yang menawar dengan harga paling miring, juga cara menjaga agar kolang-kaling tetap terjaga kualitasnya.
Tantangan utamanya banyak pelanggan yang berniat membeli langsung memegang kolang-kaling yang ada di bak itu.
Jika kondisi tangannya kotor, maka akan mencemari kolang-kaling satu bak. Misalnya akan cepat masam dan merubah warnanya jadi menguning.
"Sebenarnya nggak gampang buat jualan kolang-kaling ini, karena kita nggak tahu tangan pelanggan yang menyentuh kolang-kalingnya bersih atau enggak. Kalau kotor, maka berpengaruh ke kualitasnya," ungkapnya.
Baca Juga:PBNU: Awal Ramadhan 1442 Hijriah Jatuh pada Selasa 13 April 2021
![Marta Wijaya, pedagang kolang-kaling tahunan saat momen puasa Ramadhan di Pasar Serpong, Tangsel, Senin (12/4/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/13/50872-pedagang-kolang-kaling-di-tangsel.jpg)
Untuk mengantisipasi itu, dia dan temannya selalu menyediakan satu ember air bersih. Hal itu menjadi item pengeluaran.
"Untuk satu ember biasanya bayar Rp 2-3 ribu, sama tukang yang ngangkutnya ya total Rp 5 ribu lah. Ya jadi keuntungannya kepotong buat itu," paparnya.
Dia berharap pandemi Covid-19 segera usai. Sehingga aktivitas bisa normal lagi dan ekonomi pun pulih. Termasuk penghasilannya dari menjual pete, jengkol dan kolang-kaling.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Baca Juga:Marhaban Ya Ramadhan, Download PDF Jadwal Imsakiyah Jakarta versi PBNU