Sejarah Makam Keramat Solear: Jejak Islam di Tangerang & Mitos Monyet Liar

Tak banyak yang tahu pasti soal sejarah Makam Keramat Solear tersebut.

Rizki Nurmansyah
Sabtu, 22 Mei 2021 | 16:06 WIB
Sejarah Makam Keramat Solear: Jejak Islam di Tangerang & Mitos Monyet Liar
Warga berziarah ke makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Saat itu, Syeikh Mas Masa'ad ditugasi untuk menyebarkan agama Islam. Area tersebut kala itu dikuasai oleh tokoh setempat Pangeran Jaya Perkasa atau dikenal Mas Laeng dari Kerajaan Pajajaran.

Saat itu, Syeikh Mas Masa'ad dibantu oleh Ki Seteng bertarung melawan Mas Laeng. Pertarungan seimbang dan berakhir damai.

Ketiganya sepakat membangun Tigaraksa yang berarti tiga orang yang memelihara perdamaian.

Makam keramat Syeikh Mas Masa'ad itu berada di bawah pohon besar yang disebut warga sebagai pohon kedoya. Makamnya dikelilingi pagar stanless setinggi sekira satu meter. Sedangkan batu nisannya ditutupi kain putih.

Baca Juga:Asal Usul Seba Baduy, Tradisi Ratusan Tahun Sejak Kesultanan Banten

Makam Keramat Solear Tangerang berada di kawasan hutan lindung sekira 4 hektar. Tak hanya ada makam keramat, di kawasan makam itu juga ada ratusan monyet liar yang sudah menjadi ikon dari tempat wisata tersebut.

Kawanan monyet liar di area makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Kawanan monyet liar di area makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Mitos yang beredar di masyarakat, monyet liar ekor panjang itu merupakan jelmaan dari para murid Syeikh Mas Masa'ad yang setia ingin menjaga area makam.

Abidin membenarkan adanya mitos tersebut. Tetapi, meski sebagai juru kunci, dirinya pun tak bisa memastikan cerita tersebut.

Secara ilmiah, kata Abidin, ratusan monyet liar yang menghuni area Makam Keramat Solear merupakan monyet liar yang beranak pinak. Hingga kini jumlahnya mencapai ratusan.

"Monyet biasa. Dulunya sedikit, tapi berkembang biak di sini ya tambah banyak. Mereka ada blok-blokan, ada tiga blok. Di belakang lain, di depan lain, di samping juga lain. Beda grup, nggak mau bersatu," paparnya.

Baca Juga:Sejarah Kabupaten Tangerang, Tembok Pelindung Kesultanan Banten

Tak hanya itu, mitos lainnya, monyet liar itu dipercaya dapat menggambarkan sifat dan perilaku pengunjung.

Yang biasa terjadi, kata Abidin, kawanan monyet liar itu melakukan perkawinan untuk menunjukkan bahwa si pengunjung telah melakukan aktivitas persetubuhan atau bersenggama saat malam sebelum ziarah ke Makam Keramat Solear.

"Kalau itu banyak emang, tapi enggak semua pengunjung. Cuma kadang-kadang ada yang dibuktikan begitu. Kalau lagi kebenaran ya memang begitu monyetnya contohin lagi kawin," beber Abidin sambil tersenyum.

Spanduk penutupan sementara makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Spanduk penutupan sementara makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Terkini, usai ditutup sementara oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar pada Minggu (16/5/2021), Makam Keramat Solear masih ramai didatangi peziarah.

Meski akses utama menuju makam diportal warga, tapi para peziarah datang dari berbagai jalan pintas yang ada di sekitar Makam Keramat Solear Tangerang.

Selain berziarah, para pengunjung seolah berekreasi karena bisa memberikan makanan langsung kepada monyet liar. Seperti memberikan kacang dan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini