Asal Usul Nama Rawa Buaya Jakarta, Benarkah Dulu di Sana Banyak Buaya?

Rawa Buaya merupakan sebuah Kelurahan di Kecamatan Cengkareng.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 01 Juni 2021 | 07:55 WIB
Asal Usul Nama Rawa Buaya Jakarta, Benarkah Dulu di Sana Banyak Buaya?
Stasiun Rawa Buaya (ist)

SuaraJakarta.id - Rawa Buaya, Jakarta Barat salah satu pusat pemukiman dan bisnis di Jakarta. Namun apakah asal usul nama Rawa Buaya? Benarkah di sana dulunya banyak buaya?

Rawa Buaya merupakan nama sebuah tempat di wilayah Jakarta Barat. Rawa Buaya merupakan sebuah Kelurahan di Kecamatan Cengkareng.

Sebelah utara kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan Cengkareng Timur, sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Duri Kosambi, serta sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Kelurahan Kembangan Utara.

Dikutip dari Encyclopedia Jakarta, Kampung ini merupakan kawasan rawa-rawa yang berair, sama dengan kondisi Kampung Rawa.

Baca Juga:Asal Usul Nama Jalan Daan Mogot Tangerang, Sering Lewat Tapi Pasti Belum Pada Tahu

Pada musim hujan pun sering kali terkena banjir. Dalam cerita, di rawa-rawa tersebut pernah ada buaya yang hidup.

Fly over Rawa Buaya ditutup sementara karena retak. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Fly over Rawa Buaya ditutup sementara karena retak. (Suara.com/Chyntia Sami B)

Namun, warga kesulitan untuk menangkapnya karena buaya tersebut menyelusup ke dalam lumpur yang sesekali menampakkan kepalanya.

Buaya tersebut diduga berasal kali Mookervart yang terletak di sisi jalan Raya Daan Mogot dan meluap pada saat banjir datang.

Buaya tersebut menimbulkan ke khawatiran warga setempat, sehingga warga melakukan pencaharian berhari-hari untuk menangkap buaya tersebut dan akhirnya buaya tersebut terkangkap. Sejak saat itu kawasan ini disebut Rawa Buaya.

Asal usul nama Rawa Buaya tidak hanya itu, terdapat cerita versi lain yang diceritakan budayawan Betawi, Ridwan Saidi, merupakan sebuah nama kampung di Pulau Luzon, Filipina.

Baca Juga:Puluhan Nakes RSUD Cilacap Positif Covid-19 Usai Rawat ABK Filipina

Luzon merupakan pulau terbesar di Filipina. Menurutnya, pada akhir abad ke-5, Nusantara, termasuk Jakarta, dibanjiri imigran asal Filipina.

Pendatang Filipina dari Pulau Luzon bermukim di sana dan berbaur dengan penduduk asli kawasan pada masa itu.

Sejak saat itu, kawasan tersebut dinamakan Rawa Buaya atau Marsh Buwaya dalam bahasa Filipina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini